Baca bab di KaryaKarsa bener-bener ga wajib, karena tanpa membaca disana alur masih akan tetap nyambung.
KaryaKarsa hanya untuk 'pembaca dewasa' yang ingin membaca versi uncersored.___
"Udah, lepas."
Ucap Jihan lirih.Jihan tak akan menangis-nangis dan menyalahkan Alex atas apa yang Alex lakukan padanya tadi dan hilangnya keperawanan Jihan.
Dirinya yang bersalah, Jihan sedari tadi hanya pasrah dan menerima perlakuan Alex. Bahkan dirinya dengan sialnya malah menikmati setiap sentuhan Alex pada tubuhnya.
Akhirnya Alex bangkit dari tubuh Jihan.
Pria itu menarik celananya lalu memasang resletingnya, sebelum membantu Jihan untuk bangkit.Sialan, pria ini bahkan masih berpakaian lengkap, hanya menurunkan sedikit celananya.
"Shhh." Ringis Jihan, merasakan sakit yang luar biasa di area bawahnya.
Jihan yang sudah merapikan pakaian atasnya sambil meringis, terlihat menengok kanan kiri, mencari celana dalamnya yang Alex lepaskan tadi.
Dirinya jelas tak mau dan malu jika bertanya dimana letak celana dalamnya kepada Alex.
Namun dimana pun Jihan mencari, dirinya tetap tak mendapati celana dalamnya.
Akhirnya Jihan menoleh kepada Alex yang ternyata juga tengah menatapnya dengan alis terangkat satu, Jihan rasanya ingin menonjok ekspresi mengejek yang Alex berikan padanya saat ini.
Benar-benar brengsek!
"Celanaku mana?"
Tanya Jihan pelan sambil matanya melihat sekeliling, kemana saja asal tak menatap Alex sialan itu."Bukannya lo pakai rok?"
Tanya pria itu makin mengejeknya.Alex sialan! benar-benar!
"Celana dalam!" Seru Jihan akhirnya.
Sialan betul pria ini!
Sudah tau Jihan malu, masih saja mempermainkannya seperti ini!
"Disaku celana."
Alex berucap sambil melipat kedua tangannya, menatap Jihan dengan tatapan geli.Dihadapannya, Jihan menatap sinis ke arah Alex.
Dirinya lalu mengambil celana dalamnya itu dengan cepat didalam saku celana Alex.
Apa pria ini gila?! Untuk apa menyimpannya di dalam sana!
Dirinya benar-benar malu, berduaan dengan Alex tanpa memakai celana dalam seperti ini.
Setelah celana dalamnya sudah berada di tangan Jihan, dengan cepat Jihan bangkit untuk menuju ke kamar mandi yang terletak di ruangan Alex.
Namun tiba-tiba suara Alex menghentikan gerakannya yang hendak bangkit.
"Besok berhenti kerja disana."
Ucap Alex menatap Jihan tajam.Jihan mendongak, dirinya lagi-lagi menatap Alex yang berdiri menjulang di hadapannya.
Baru saja Jihan ingin protes, Alex sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya.
"Pindah ke kantor pusat. Gue yang urus."Jihan terdiam bingung mendengar itu. Dahinya mengernyit tak mengerti maksud perkataan Alex.
Memang bisa dengan mudah mentransfer dirinya ke kantor pusat?
Mba Lily yang sudah lama bekerja di kantor cabang dan ingin pindah ke kantor pusat saja belum juga di acc. Tak sedikit karyawan yang berharap di transfer ke kantor pusat karena gaji yang jelas lebih tinggi, namun lagi-lagi persaingan dan orang dalam membuat keinginan itu sangat sulit untuk dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...