Bel istirahat berbunyi.
Jihan yang tengah duduk berada di baris kedua dari depan, terlihat menutup wajah sampingnya sambil meringis saat mengetahui ternyata sedari tadi Gerald menatap dirinya dari belakang.
Sial! Bel istirahat!
Belum pernah sekalipun dalam hidup Jihan, bel istirahat terdengar seperti bel kematian.
Fuck, apa yang harus dirinya lakukan?!
Sepertinya hari ini Jihan harus berurusan dengan cowok sinting ini.
Jihan menurunkan tangannya.
Raut wajah kecemasan seketika melintas di wajahnya. Dengan cepat, dirinya bergegas membereskan peralatan tulisnya, meskipun secara acak-acakan.Melihat semua barangnya sudah berada di dalam lacinya, langsung saja tanpa basa basi Jihan bangkit dari kursinya dan melesat untuk menuju keluar kelas.
Namun baru juga beberapa langkah dirinya beranjak dari sana, tubuh Jihan tersentak saat tiba-tiba dirinya merasa seseorang tengah menarik kuat tangannya.
"Mau kemana?"
Suara itu.
Suara cowok sinting itu.Matilah Jihan.
Jihan terdiam dengan wajah pucat, namun sebisa mungkin Jihan tak menunjukkan itu kepada Gerald.
Baiklah. Step pertama, mungkin Jihan akan mencoba meminta belas kasihan cowok itu terlebih dahulu.
Jihan melengkungkan bibirnya ke bawah.
Badan cewek itu seketika melemas, terlihat Jihan menghembuskan nafasnya pelan, mempersiapkan diri sebelum membalikkan badannya dan menatap Gerald.Jihan menatap Gerald dengan raut wajah yang terlihat dibuat menyedihkan.
"Gerald... " ucap Jihan pelan, sebelum meneruskan ucapannya.
"Gue minta maaf. Maaf banget kalo lo kemarin tersinggung sama ucapan gue. Demi Tuhan gue ga bermaksud apa-apa dengan ucapan gue itu, gue cuma pengen nasihatin lo sebagai teman yang peduli sama lo, yang care sama lo. Gue minta maaf sekali lagi kalo misalnya lo tersinggung sama ucapan gue."
Jihan menarik nafasnya saat sudah menjelaskan dan mengklarifikasi dengan panjang lebar atas ucapannya kemarin tanpa henti kepada Gerald.
Kepala Jihan menunduk, hidung cewek itu terlihat mengkerut dengan bibir yang masih dilengkungkan kebawah.
"Tolong banget... jangan jadiain gue kayak Damar." Lanjut Jihan setelahnya dengan pelan.
Sedangkan Gerald, cowok itu yang sedari tadi terdiam bingung mendengarkan penjelasan Jihan sambil mengerutkan kening, tiba-tiba mengangkat salah satu sudut bibirnya saat mendengar ucapan terakhir Jihan.
Oh, Jadi cewek ini takut padanya ya?
Gerald mendengus mendengar penuturan Jihan tadi yang lebih terdengar seperti alien berkepala dua dari pada penjelasan.
"Kemana keberanian lo kemarin? Sekarang menciut."
Jihan mengangkat kepalanya mendengar itu, dirinya melihat ekspresi Gerald yang kini terlihat seperti sedang mengejeknya.
Ingin sekali Jihan menonjok raut menyebalkan itu!
Kalau saja dirinya lebih berani...
Ucap Jihan menyedihkan dalam benaknya."Maaf." Balas Jihan yang hanya bisa meminta maaf.
Bukannya apa, Jihan benar-benar tak ingin membuat masalah di akhir-akhir sekolahnya. Jangan sampai gara-gara hal konyol seperti ini dirinya jadi bermasalah di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...