03 - Sampai Kapan?

297 41 4
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-


"ANJING! SIALAN LU!" Teriak Jay setelah motor Ninja yang melaju kencang itu dengan sengaja hampir menabrak Kinan dan dirinya. Padahal jelas jelas keduanya sedang berdiri di pinggir. Kenapa motor ini malah mengarah ke pinggir sedangkan jalan raya masih luas terbentang. Jay sangat yakin, ini bukan kecelakaan semata. Ini pasti sudah direncanakan entah oleh siapa.

Kinan yang mendorong Jay ke arah belakang malah sedikit terhantam bagian depan Motor itu. Alhasil Kinan terbanting ke aspal, kepalanya membentur aspal sehingga pelipisnya mulai mengeluarkan darah.

"Dek! Bantu Teman kamu dulu.. Biar saya telpon ambulance.." Kata seorang satpam yang menghampiri tempat kejadian.

Setelah kejadian itu, tiga Orang tampak mendekati Kinan yang terjatuh. Satu seorang satpam Restoran, Satu nya lagi seorang penjaga warung sebelah restoran, dan satunya lagi seorang wanita yang sedang lewat.

Jay mendekati Kinan yang tengah meringis kesakitan.

"Pak.. Saya gapapa.. Tidak perlu ambulance, sebentar lagi jemputan saya datang, nanti saya obati di rumah saja..." Kinan yang sudah terduduk mengambil sapu tangan dari tas nya untuk menahan darah yang keluar dari pelipisnya.

"Lu yakin gapapa nan? Kepala lu berdarah gitu?" Jay mendekati Kinan setelah meluapkan emosi nya.

"Gapapa, Jay. Cuman perih sedikit kok. Tunggu Pak Udin aja. Makasih ya Pak, Bu.." Kinan tersenyum berterimakasih.

"Barang kalian ada yang hilang tidak? Disini emang rawan begal sama copet." Tanya Wanita Paruh baya itu.

"Sepatu gue. Sepatu gue mana Jay?" Kinan teringat akan sepatu yang Ia beli sebagai Hadiah Ulang Tahun untuk Abang Tristan.

"Duh, lu kayak gini masih sempet sempetnya mikir sepatu! Dasar Kinan! Ada nih. Tenang aja." Jay mengambil paper bag yang tergeletak tak jauh darinya. Kinan menghela nafas lega.

"Ga kok Bu, Pak.. Syukurlah tidak ada yang hilang. Terimakasih ya Pak, Bu..." Ucap Kinan.

"Dek, tadi Bapak tidak sempat memoto plat nomer motor nya. Tapi, tadi Bapak sempat menghafalnya. Plat nomer nya D 45 KA. Motornya kalau Bapak ga salah liat, motor Ninja warna hitam."

"Baik Pak. Terimakasih." Kinan yang masih menahan sapu tangan di pelipis nya berdiri.

"Kau yakin tak apa apa nak?"

"Iya, Bu. Bapak dan Ibu bisa kembali lagi. Saya baik baik saja. Saya obati ini di rumah nanti."

"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi."

"Saya juga."

Ketiga Orang tersebut berlalu meninggalkan Kinan dan Jay. Jay memperhatikan wajah Kinan yang jelas jelas pasti sedang menahan sakit.

"Lu yakin nan? Kita ke Rumah Sakit ya.."

"Gausah.. Anterin gue ke rumah aja, ntar biar diobatin Bibi."

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang