45 - Sacrifice

210 29 12
                                    

Author mau ingetin aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author mau ingetin aja...

Kayaknya episode ini bakal bikin greget deh..

Kalo takut digantungin, jangan baca sekarang.. mending baca sekalian kalo episode selanjutnya udah nongol.. hehe..

Tapi, kalo mau baca sekarang juga gapapa sih..

Asal jangan marah aja kalo digantungin nanti..
Peace.. Oke..

Selamat Membaca

-
-
-
-
-

JLEB

Oke. Kali ini Aska benar benar berhasil menancapkan pisau itu tatkala Kinan kehilangan konsentrasinya.

"AAAAAKKKKHHHH!!!!"

"KINAN!!"

Sakit. Memang sangat sakit. Kinan akui itu.Tapi, satu hal yang Ia syukuri dalah setidaknya pria tua itu tidak mencapkan pisau itu ke bagian dadanya yang bisa membuatnya mati saat itu juga. Aska berhasil menusukkan pisau itu tepat ke perut Kinan. Meski sangat sakit, setidaknya Kinan masih bisa bertahan dan masih  bisa menjaga kesadarannya. 

"KINAN!! ADEK!! SIALAN! LU GALIAT APA ADEK GUE KESAKITAN! BOS LU TUH LAGI KESAKITAN BRENGSEK!!" Bima dan yang lain mulai berteriak histeris berusaha melepaskan tangan mereka dari orang orang yang masih menahan mereka. Sebagian besar dari mereka bahkan sudah menangis. Bagaimana mereka tidak panik?! Adiknya seharusnya baik baik saja jika anak itu tetap ada di rumah untuk pemulihannya. 

"Maaf, Tuan. Tuan Kinan memerintah kami untuk menahan Anda semua apapun yang terjadi." Ucap Salah seorang mereka dengan nada sendu. Sesungguhnya di hati mereka juga takut. Takut jika Tuan Kinannya kenapa napa, namun Tuan Kinan benar benar menyuruh mereka untuk konsisten dengan rencana yang dibuatnya apapun yang terjadi. 

Di tengah kesakitan nya, Kinan bertekad..

Rencana nya ga boleh gagal Kinan..

Kinan menarik nafas, berusaha menikmati rasa sakit yang luar biasa dirasakan nya. Oke. Kinan menarik keluar pisau yang tertancap di perutnya. Dan Berusaha berdiri. Ia melepas jaket nya dan mengikat nya di bagian perut agar setidaknya sedikit membantu menahan darah yang terus keluar.

Kinan tersenyum menatap Aska seolah olah ini masih belum apa apa.

Aska terperanjat tak percaya. Kenapa anak itu masih bisa berdiri. Seharusnya anak itu langsung mati mau di bagian manapun Ia menusuknya, karena pisau itu telah ia lumuri racun sebelumnya. Tapi, kenapa anak itu masih bertahan bahkan masih mampu menopang tubuhnya untuk berdiri.

Melihat Aska yang terdiam..

"Paman bingung kenapa aku belum mati kan?"

Aska menjawab pertanyaan itu dengan tatapan tajam nya.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang