26 - Hilang

217 30 3
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-

Kinan hanya bisa menatap kepergian keempat Abangnya. Dengan keadaan Satria yang bisa dibilang sangat buruk. Kinan meratapi dirinya. Kenapa juga harus dia hilang ingatan? Bahkan Kinan juga tak ingat sama sekali kecelakaan terakhir yang menyebabkan semua ingatannya hilang. Kinan hanya ingat terakhir kali dimana Ia menyaksikan kematian Ayah Bunda nya.

Dan sekarang apa? Kenapa seolah olah semuanya palsu. Dan apa maksudnya tadi?
Kinan tidak pernah balas dendam. Apalagi hingga berniat membunuh Abang nya. Dan apa maksud nya dengan kata 'kebencian' yang diucapkan Bima tadi?
Bukankah itu berarti dirinya memang sebenarnya dibenci di rumah itu. Sungguh. Pikiran Kinan kacau sekarang.

Tapi, Ia lebih mengkhawatirkan keadaan Satria sekarang. Apa yang akan terjadi dengan Abang keduanya itu? Apa ini benar kesalahannya? Seharusnya dirinya tidak memberikan minuman itu kepada Satria? Seharusnya Ia benar benar percaya dengan pesan peringatan itu bukan? Sungguh Kinan kini benar benar bingung.

Kinan harus nyusul Bang Satria.

Itu yang ada di pikiran Kinan sekarang. Ia takut. Sangat takut suatu yang buruk akan terjadi pada Satria. Kinan mengambil jaketnya karena di luar sudah mulai malam. Udara dingin pasti akan menemani perjalanan nya menuju Rumah Sakit. Meski Ia tak yakin apakah Satria dibawa ke Rumah sakit itu atau bukan? Tapi, itu Rumah Sakit terdekat dari rumahnya yang Ia tahu. Tak ada salahnya kan menyusul kesana.

Tapi.. naik apa? Jalan kaki? Ia bahkan tak ingat bahwa dirinya bisa mengendarai motor. Ia juga tidak tahu saat ini adanya Taksi Online.

Hingga..

Ah.. Iya.. Pak Jinan..

Ia segera turun menuju ke bawah. Terlihat disana Bibi Sri yang tengah mondar mandir dengan wajah gelisahnya.

"BIBI SRI!"

"Kinan? Kinan mau kemana?"

"Mau nyusul Bang Satria Bi. Tadi kata Bang Athan, Kinan disuruh nyusul Bi. Pak Jinan dimana Bi? Bisa anterin Kinan ga?" Jawab Kinan berbohong.

"Pak Jinan tadi sore juga baru aja ijin pulang kampung 3 hari ke depan. Gimana Kinan? Dianter Bibi aja ya.."

"Emang Bibi bisa nyetir mobil?"

"Engga bisa sih.. Naik taksi aja.."

"Kinan sendiri aja Bi. Bibi jaga rumah aja. Nanti pasti dikabarin lagi kok."

"Beneran? Kinan berani sendiri?"

"Berani kok Bi. Bibi tenang aja ya.. Kinan kan udah gede."

"Yaudah.. Hati hati ya.."

"Eung..."

Kinan mengangguk. Kemudian pergi keluar rumah  berniat memberhentikan taksi untuk menyusul Abangnya ke Rumah Sakit. Ia menyusuri trotoar. Beberapa kali memberhentikan mobil yang lewat, namun tak ada satu pun yang bersedia memberi tumpangan. Sebenarnya juga Kinan juga mulai merasa takut karena trotoar yang Ia lewati sangat sepi. *sebenernya gatega sama Kinan. Tapi, kan Kinan amnesia. Gatau cara pesen taksi online guys : b

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang