09 - Adu mulut

296 38 6
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-


Tristan mulai membuka matanya. Sesekali mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya sekitar.

"Tristan, lu udah bangun?" Tanya Bima yang sedari tadi duduk di bangku samping brankar Tristan. Kemudian dari Belakangnya datang Satria dan Athan menghampiri.

"Udah Bang. Gue dimana Bang?" Tanya Tristan dengan suara yang masih lemah.

"Di Rumah Sakit. Sekarang apa yang lu rasain Tris?" Tanya Satria.

"Gue gapapa. Cuman pusing dikit. Sama perut gue kok kayak perih gitu ya. Mesti habis dijait kan yak?" Tanya Tristan.

"Iya. Lagian kok bisa Lu sampe ketusuk sih Tris? Kan lu jago bela diri." Kata Athan

"Lagian Bang. Yang nyerang gue tuh tadi 6 orang Bang. Ya jelas gue kewalahan lah. Mana bawa pisau segala tuh Orang." Tristan mulai sedikit bertenaga untuk mengadu.

"Yaudah. Yang penting sekarang Lu gapapa kan?" Satria memastikan yang dibalas anggukan oleh Tristan.

Tiba tiba Tristan teringat akan Adik Bungsunya. Ia ingat bagaimana terakhir kali Adik Bungsunya menggendong dirinya di punggung nya sebelum akhirnya pingsan. Ia juga ingat kondisi Adiknya yang jauh dari kata 'baik baik saja' setelah melawan 6 Orang bertopeng itu.

"Bang, Adek mana Bang?" Tanya Tristan. Sontak membuat ketiga Abang Nye terkejut. Karena ini kali pertama Tristan menanyakan keberadaan adik bungsu nya. Apalagi ketiga Abang itu masih di penuhi emosi dan kebencian pada Kinan.

"Adek lu yang mana Tris?" Tanya Athan dengan nada jengkel.

"Ya Kinan lah Bang. Siapa lagi?"

"Kenapa Lu tiba tiba nanyain Anak Pembawa Sial itu sih Tris? Jangan jangan dia ya yang bikin lu jadi kayak gini?! Lagian Anak itu juga udah berani bolos sekolah. Tadi wali kelas nya telpon! Gue Malu banget tau!" Dengus Athan.

Tristan mulai tak terima dengan semua yang ia dengar. Pasalnya semua yang ia dengar sama sekali tidak sesuai dengan fakta yang ada.

"Bang, Gue kayak gini gara gara gue dijebak sama Ibu Ibu yang ternyata komplotan sama Perampok Bang. Bukan gara gara Kinan. Terus Bang.. Tadi itu emang sekolah diliburin lebih awal Bang. Kalaupun Kinan bolos sekolah, berarti gue juga bolos donk. Orang gue tadinya mau main futsal. Abang mau maunya aja ditipu sama Orang."

"Tristan, Lu kenapa jadi bela anak Pungut itu sih?! Udah jelas jelas wali kelas nya tadi yang telpon Abang! Lagian dimana ada dia, disitu pasti ada kesialan yang terjadi! Contoh nya waktu Ayah Bunda meninggal, sekarang lu!" Ucap Athan penuh penekanan.

"Bang, dia bukan pembawa sial Bang! Bahkan tadi dia yang nyelamatin gue bang. Kalo ga ada dia, justru Sekarang mungkin gue udah jadi mayat. Lagian, setelah gue pikir pikir mana mungkin anak kecil 5 tahun yang lagi sakit jadi penyebab kecelakaan maut Ayah Bunda. Dan gue baru aja nemuin satu fakta yang ternyata selama ini kita gatau bang..." Tristan mulai bangkit duduk di atas brankar ya sambil menatap tajam ke arah Athan.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang