13 - Kenyataan Pahit

291 34 8
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-


"Sssssshhhhh...."

Kinan mulai membuka matanya perlahan. Saat itu juga Kinan meringis karena dirinya mulai merasakan kembali rasa nyeri dan berdenyut di kepalanya.

"Nan, udah bangun? Sakit ya kepalanya? Maafin gue ya.. Gara gara gue, jadinya ku kayak gini." Kata Jay yang duduk di bangku sebelah Kinan.

"J-jay, tolong obat gue donk.." Pinta Kinan.

"Oh.. Okay Okay, Lu taruh dimana obatnya."

"Tas gue bagian depan."

Tanpa basa basi Jay merogoh Saku Tas Bagian depan milik Kinan yang sudah Ia ambil dari kelas. Setelah menemukan tabung Obat yang dimaksud, Jay membukakan nya dan mengambil 1 pil obat untuk Kinan. Tak lupa Ia memberi segelas air yang sudah disediakan di atas nakas ruang UKS itu.

Setelah Kinan berhasil meneguk obatnya, Kinan kembali membaringkan dirinya. Perlahan Kinan merasakan rasa sakit itu mulai mereda walaupun belum sepenuhnya menghilang.

"Abang gue mana Jay?"

"Ngambil tas bentar. Habis ini ke Rumah Sakit ya Nan. Gue takut lu kenapa Napa."

"Bukannya sekolah masih belum selesai? Lagian gue ga perlu ke Rumah Sakit. Udah ilang kok sakitnya."

"Tadi aja lu mimisan. Lagian perizinan nya juga udah selesai diurus Nan."

"Tapi, Gue...." belum selesai Kinan mengucapkan kalimat nya. Seseorang terlebih dulu memotong ucapan nya.

"Ga ada tapi tapian, Kinan. Yuk kita ke Rumah Sakit sekarang."

"B-Bang Tristan?" Kinan mulai canggung tatkala menyadari kedatangan Tristan.

"Bang, adek lu bawel banget nih Bang. Gamau dibawa ke Rumah Sakit." Adu Jay.

"Kinan, kita ke Rumah Sakit ya.. Cek kondisi aja." Ucap Tristan.

"Bang, Kinan gapapa. Kalau perizinan nya emang udah selesai diurus, Kinan mau pulang ke rumah aja. Biar Kinan istirahat di rumah." Kata Kinan sambil mendudukkan dirinya agar tak terlihat lemah di hadapan Abang dan sahabat nya. Meski sebenarnya memang kepalanya masih terasa berdenyut.

"Nan, Gue udah telpon Pak Udin biar jemput gue di sekolah. Pak Udin juga udah nunggu di luar Nan. Ke Rumah Sakit aja ya.." Kata Jay.

"Engga.. Gue gamau ke Rumah Sakit Jay. Bang, Kinan mau pulang aja ya..." Kinan memasang muka melas nya di hadapan Abang nya.

Tristan terlihat berpikir sejenak.

"Kinan yakin udah gapapa?" Tristan memastikan kondisi Kinan. Kinan membalasnya dengan anggukan.

"Oke.. Tapi, kalau Kinan kenapa Napa nanti di rumah, kita langsung ke Rumah Sakit ya.."

Kinan seketika tersenyum lebar dengan keputusan Abangnya. Sedangkan Jay malah menyenggol lengan Tristan.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang