49 - Diary 📔

185 21 5
                                    

Pada masih ngira aku nge prank kalian ya 😭😭🙏 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada masih ngira aku nge prank kalian ya 😭😭🙏 🙏

-
-
-
-
-

"Bundaaa.. Bima mau adek.. Huwaaa.. Kenapa adek pergi? Adek marah sama Bima Bunda..." Sore harinya Bima yang sudah sadar merengek pada Bunda nya.

Ia tak mau makan. Badannya lemas dan suhu tubuh nya juga masih tinggi. Padahal anak itu sudah berumur 20 tahun. Tapi ternyata masih bisa tantrum layaknya bayi. Ia masih belum bisa menerima kepergian Kinan. Sama hal nya dengan yang lain juga para pembaca yang marahin Author minta hidupin Kinan lagi *hiks.

"Maaf.. Maafin Bunda ya sayang.. Maaf." Hanya kata Maaf yang mampu Oliv keluarkan. Bahkan untuk mengeluarkan kata 'tenang'lah rasanya itu aneh. Karena Oliv tau betul rasa kehilangan yang dirasakan anak anaknya sekarang.

Sama halnya seperti dirinya yang sudah menyebabkan kedua sahabatnya pergi berkat ulah suaminya sendiri. Dan kini... Anak mereka pun ikut menjadi korban hingga membuat Oliv rasanya tak sanggup menanggung rasa bersalah yang sudah sangat besar ini.

"Bund.. Bima mau temenin adek ya.. Kasian adek sendirian, pasti adek kesepian.. terus, adek kan takut hujan.. Bima mau temenin adek ya Bund, Bima takut trauma nya kambuh disana Bund.." Rengek Bima lagi dengan deraian air mata.

Oliv menatap sendu wajah Bima yang memerah akibat demam tinggi juga matanya yang sembab akibat terus terusan menangis sepanjang hari. Ia mengelus Surai rambut anaknya, bisa dirasanya hantaran panas dengan telapak tangan nya.

"Ikhlasin adek ya.. Bima pasti bisa kok.. Kinan juga pasti sedih kalau lihat Bima nangis terus seperti ini hmm.." Ucap Oliv dengan suara lembutnya yang selembut kapas itu.

Membuat Bima tersadar. Iya. Ternyata memang Kinan sudah pergi. Kinan sudah cukup lelah dan dia butuh istirahat. Tapi, sama saja rasanya masih terasa sangat berat.

Hening sejenak di antara seorang Ibu juga anaknya yang baru bertemu beberapa saat lalu.

"Bima makan ya.. Habis itu tidur.. Besok kalau udah sembuh, kita jenguk Adek Kinan lagi.. Bunda temani, mau?" Oliv membujuk Bima. Ibarat Ia membujuk Bocah 5 tahun.

Mendengar itu, Bima mengangguk. Yang membuat Oliv tersenyum.

Akhirnya anaknya mau makan.

Oliv pun mengambil makanan yang sedari tadi sudah ada di atas meja Bima, namun belum tersentuh. Ia segera menyuapi Bima. Ah.. Rasanya sudah lama Ia tak merasakan ini. Bahkan belum pernah satu kali pun. Rasanya hangat bisa memberi kasih sayang secara langsung kepada buah hatinya.

Maafin Bunda ya sayang..










-
-
-
-




Ting tong ~

Bel rumah berbunyi tanda ada yang datang. Bibi Sru buru buru membukakan pintu. Karena semua Tuan Mudanya sedang mengurung diri mereka masing masing di kamarnya sejak pulang dari pemakaman Kinan. Bahkan makan siang masih utuh tak tersentuh di atas meja makan.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang