19 - Kinan Kecil dalam Mimpi

261 38 6
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-

3 hari sudah Kinan masih betah memejamkan matanya. Seolah Kinan benar benar lelah dan butuh istirahat dari semua ujian kehidupan yang Ia alami. Tapi, semoga saja Kinan belum menyerah. Dan akan kembali bangkit setelah puas beristirahat.

Pagi itu, Jay dan Arka mendapat giliran menjaga Kinan di hari Minggu. Karena Abang Abang Kinan harus kembali pulang untuk menyelesaikan pekerjaan masing. Apalagi keempat Abang Kinan benar benar menjaga Kinan tanpa istirahat. Athan yang meninggalkan perusahaan nya yang akhirnya dititipkan kepada asisten Pribadi nya juga membolos kuliah yang seharusnya Ia hampir lulus sebentar lagi. Bima yang sudah diperbolehkan pulang walaupun masih dalam masa pemulihan nya juga tidak mau pulang sama sekali. Satria juga, Ia juga memilih membolos kuliah nya. Begitu juga dengan Tristan. Seolah mereka benar benar tidak ingin meninggalkan Kinan walau hanya sedetikpun. Bahkan walaupun mereka harus tidur di kursi luar ruang rawat Kinan. Karena selama Kinan koma, benar benar tidak boleh ada yang menjaganya di dalam demi kebaikan pasien.

Akhirnya pagi tadi, Arka menyuruh mereka untuk pulang terlebih dahulu untuk membersihkan diri masing masing. Setelah itu, boleh kembali lagi menjaga Kinan di Rumah Sakit.

Sembari menjaga Kinan, Arka memilih berkutat dengan layar laptop nya untuk mengerjakan tugas kantornya di atas kursi depan ruang rawat Kinan. Sementara Jay lebih memilih duduk di samping Kinan dengan pakaian khusus penjenguk nya sembari menatap wajah teduh sahabat nya yang Ia rindukan.

"Nan, udah 3 hari lho.. emang lu ga capek apa tidur terus. Lu juga udah Gausah takut sama Abang Abang lu itu. Mereka udah nyesel kok. So, please... Wake Up.." Jay mengajak bicara Kinan dengan sadar. Tentu saja Jay sadar bahwa dia tak akan mendapat jawaban dari lawan bicaranya sekarang. Tapi, setidaknya Ia hanya ingin melepas rindu.

"Nan... Pelan pelan tapi pasti, gue sama yang lain bakal nemuin dalang dibalik semuanya. Dan gue janji. Gue bakal pastiin lu aman. Gue janji gue gabakal biarin lu sendiri. Gue janji pokoknya.. hiks.. Lu harus bangun, Nan.. Pleaseee... Gue kangen... Gue belum siap ditinggal sama lu..." Lanjut Jay.

Jay mengelus kepala Kinan yang disana sudah tak ada lagi perban yang melilit seperti 3 hari yang lalu. Dirapihkannya Surai rambut Kinan dengan lembut. Menatap setiap sudut wajah Kinan yang masih belum sadar dengan masker oksigen yang terpasang.

"Kalo lu capek.. Istirahat aja. Tapi, janji. Lu gaboleh nyerah...." Ucap Jay lagi.

Kemudian Ia mengambil Tangan kiri Kinan yang bebas infus. Menggenggam nya erat erat.

"Please, wake up... Let's go home... Don't you miss me?"

Tak ada jawaban tentu saja. Tanpa Jay mau, Air mata mengucur deras dari ujung matanya.

"Okay.. Gapapa lu ga Jawab gue.. Gue tau lu capek... Gue mau nemenin lu tidur disini boleh ya? Sebentar aja... Okay?! Meski sebenernya sama Rumah Sakit dilarang.. Gue ga peduli.."

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang