23 - Home 🏠

238 29 2
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-



Kelima Pemuda itu berjalan melalui lorong Rumah Sakit. Tenggelam dalam pikiran mereka masing masing. Entahlah. Seperti nya mereka masih terlalu muda untuk dihadapi masalah seperti ini. Pembicaraan di rumah Arka barusan masih terngiang ngiang tak bisa berhenti dalam pikiran mereka.



"Jangan gegabah atau Kita bakal kalah sebelum waktunya. Yang bisa kita lakukan sekarang hanya menjaga diri masing-masing juga melindungi satu sama lain, terutama Kinan."

"Tapi, Om.. Kita tidak bisa diam saja. Kemungkinan Bunda masih disana kan Om. Bunda pasti selama ini hidup di bawah siksaan dan tekanan."

"Kamu benar, Bima. Tapi, kalau kita bertindak sekarang tanpa rencana yang matang. Itu bisa saja mengancam nyawa kita bahkan Bunda kalian."

"Tapi, Apa mungkin kita bisa melenyapkan Aska? Eh.. bukan maksud gue aku ingin Ayah Kandung gue sendiri mati. Tapi, gue benar benar ingin menyelamatkan banyak nyawa. Sekalipun harus kehilangan Ayah Kandung yang sebenarnya gue sendiri ga Sudi punya Ayah kayak dia."

"Mungkin bisa juga mungkin tidak, Athan. Aska pasti sudah menyiapkan rencana yang matang sejak lama. Anak buahnya juga tidak sedikit. Bahkan dari kalangan polisi sekalipun. Yang ada malah kita yang bisa dijebloskan ke penjara."

"Tapi, bagaimana dengan Kinan? Gue gamau Kinan kenapa Napa."

"Satria, untuk saat ini Om hanya bisa meminta kalian menjaga Kinan. Jangan tinggalkan Kinan sendiri sekalipun itu hanya satu detik. Om juga sudah meminta Jayden untuk selalu menjaga Kinan di sekolah. Dan Om juga sudah menyuruh beberapa anak buah Om untuk mengawasi Kinan dari jauh."

"Gue juga bakal ngerahin Anak Buah Perusahaan buat ngawasin kalian. Termasuk lu, Chris. Karena udah lu masuk ke dalam masalah ini, nyawa lu juga terancam."

"Iya, Bang. Gue paham. Makasih ya Bang."

"Chris, mulai saat ini kamu harus berpikir dua kali jika ingin bertindak. Mengerti? Gelang itu. Aku rasa disana ada alat perekam bahkan pelacak."

"Tenang Om. Gelang yang ini udah aman kok. Alat pelacak sama alat perekamnya udah dibuang. Hehe. Jadi ini bentuk fisik nya aja. Makanya, gue berani bawa kemana mana. Gue udah antisipasi dari awal. Tenang aja."

"Kesimpulan saat ini. Tetap jaga diri kalian masing-masing. Lindungi satu sama lain. Terutama adik bungsu kalian. Kinan. Jangan lengah atau kita bakal kecolongan. Kabari Om kalau terjadi sesuatu. Mengerti?"




Pembicaraan di Rumah Arka tadi masing terngiang ngiang sangat jelas.

"Bersikap lah senormal mungkin. Jangan bikin Kinan Curiga dan malah maksa buat nginget masa lalunya. Saat ini, kita fokus sama Kinan. Paham kan?" Ucap Athan sebelum mereka memasuki Ruang Rawat Kinan.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang