05 - Malam yang Menyakitkan

312 37 5
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-

11 Tahun Lalu...

"Adek! Adek ikut hujan hujanan sini sama Abang! Seru lho." Tristan yang saat itu berumur 7 tahun mengajak adiknya yang masih berusia 5 tahun, Kinan. Adiknya hanya duduk di pinggir halaman sambil memperhatikan keempat Abangnya yang sedang asyik bermain hujan.

"Tapi, kata Bunda Kinan ga boleh hujan hujanan dulu.. Kinan masih flu.." Jawab Kinan polos.

"Ayok! Sini dek! Sebentar doank! Ga lama lama! Seru banget lhoo!" Ajak Abang Athan kala itu berusia 11 tahun.

Kinan kecil masih ragu. Ia dilarang oleh Bunda nya bermain hujan. Tapi, dia sangat ingin bersenang senang dengan Abang-Abangnya di tengah hujan.

"Ayo dek! Gapapa sebentar aja!" Bima yang kala itu berusia 9 tahun menarik tangan Kinan. Hingga akhirnya Kinan berhasil bergabung bersama keempat Abangnya.

"Adek! Kejar Abang sini! Hihi.. Seru kan?! Hujan Hujanan?!" Satria yang berumur 10 tahun itu mengajak adik bugsunya bermain kejar kejaran.

Kinan segera mengejar Satria. Sambil tertawa lepas. Ah. Bahagia sekali dirinya saat itu.

"Abang! Abang! Jangan cepet cepet larinya donk!"

Satria pun melambatkan larinya, hingga akhirnya tertangkap oleh adik bungsunya.

"Gantian! Abang Ayo kejar adek sini!"

Sebelum Kinan berlari, Ketiga Abang nya yang lain segera mengepung Kinan.

"Hayo.. Adek mau kemana?!"

"Ih.. Abang curang!!"

Mereka pun asyik bersenang senang di tengah hujan. Tertawa lepas layaknya anak kecil pada umumnya yang suka bermain hujan.

"Adek Kinan! Kan Bunda udah bilang jangan hujan hujanan dulu! Kalau flu nya udah sembuh, baru boleh. Sini! Udahan dulu..." Dari dalam rumah Bunda Ella muncul membawa handuk.

Kinan kecil merengut. Tapi, akhirnya pasrah menghentikan kebahagiaan nya saat itu.

"Tuh kan.. Tangan adek keriput. Bibir adek udah biru juga. Udahan dulu ya. Nanti main lagi sama Abang Abang."

Kinan mengangguk pasrah. Kemudian Bunda menggendong Kinan yang sudah terbalut dengan handuk untuk berganti pakaian.

Malam harinya.

"MAS HENDRA! KINAN DEMAM TINGGI! SUHU NYA 39,8! AYO KE RUMAH SAKIT MAS!" Bunda berteriak panik setelah mengukur suhu tubuh anaknya yang terus gelisah tak bisa tidur.

"Tapi, Nyonya... Di luar hujan deras.. Lebih baik besok saja Nyonya..." Bibi Sri memberi saran.

"TIDAK! KINAN LEMES BANGET MAS! KITA HARUS BAWA SEKARANG!"

"YAUDAH AYOK! BIBI, TITIP ANAK ANAK YA.."

Bibi Sri menurut. Bunda menggendong Kinan yang sudah lemas ke pelukannya, kemudian terburu buru masuk ke mobil bersama suaminya.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang