10 - Mata Mata

254 34 0
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-


"Kak, Aku mau pulang. Aku sudah sangat bosan disini 3 hari. Aku bisa kena marah Abang ku nanti." Keluh Kinan kepada Hansel.

"Keadaan mu memang sudah stabil, Kinan. Tapi aku masih khawatir karena gegar otakmu masih belum pulih sepenuhnya. Jika tidak diistirahatkan total, maka ada kemungkinan gegar otak itu kambuh kembali bahkan semakin parah."

"Tapi, Kak. Kumohon. Aku janji akan tetap minum obatku secara rutin. Dan sebisa mungkin aku akan menjaga diriku. Aku sudah 16 tahun Kak."

"16 tahun itu justru termasuk usia yang masih sangat muda bagi pengidap gegar otak Kinanta."

"Kumohon Kak..." Kinan membujuk dengan memasang wajah melas nya yang mematikan.

"Baiklah. Dengan syarat kau harus diantar Jay sampai rumah. Aku akan menelponnya." Hansel mengambil ponsel dari sakunya.

"Haruskah seperti itu? Aku tidak enak pada Jay, Kak. Aku selalu saja merepotkan nya."

Krieeeeeeeeett...

"Kinanta Mahendra, Gue dateeeng.."

Belum sempat Hansel melakukan panggilan. Jay sudah terlebih dahul datang dan masuk ke ruang rawat Kinan.

"Syukurlah. Kau sudah datang Jay. Lihatlah temanmu itu selalu saja minta pulang."

Jay menatap tajam ke arah Kinan yang masih terduduk di atas brankar.

"Kinanta, Gue gamau jantungan lagi ya gara gara lu pingsan. Pokoknya lu harus sembuh dulu baru boleh pulang."

"Emang seberapa yakin penyakit ini akan sembuh? Gue bahkan udah lebih dulu sakit sebelum penyakit ini datang. Gue ga peduli. Gue mau pulang ke rumah. Gue kangen Abang Abang gue."

"Lu masih bisa kangen sama Abang-Abang lu yang udah bikin lu jadi kayak gini nan?! Gue beneran ga habis pikir ya sama lu Nan. Abang Abang lu aja sama sekali ga ada yang nyariin lu 3 hari ini. Kecuali Abang Tristan sih.. Dia tadi sempet nanya tentang lu ke gue sih. Tapi, habis gue jawab 'Kinan lagi gamau ketemu siapa siapa', dia malah pergi gitu aja. Oh iya, by the way Abang lu udah keluar Rumah Sakit kemarin. Hari ini dia juga langsung masuk sekolah." Jay jengkel.

Namun, Kinan malah menunduk lesu.

"Bang Athan bener. Gue emang pembawa sial. Coba waktu kecil gue ga sakit, Ayah Bunda ga bakal meninggal. Coba aja gue ikut mati waktu itu dan coba aja gue ga jadi target peneroran orang aneh itu, Bang Tristan juga ga bakal jadi korban penusukan. Dan mesti sekarang Abang Abang gue hidup bahagia. Kalo gitu mending gue mati aja ya.."

Kata kata Kinan seakan akan mampu menyayat hati orang yang mendengarnya.

"Kinan, Semua yang terjadi di dunia ini sudah takdir. Kamu tidak boleh bicara seperti itu. Dengar kan aku. Aku akan membantu mu dan Jay untuk ikut menyelidiki kasus pembunuhan Orang Tua mu waktu itu. Aku mengenal seseorang yang seperti nya menjadi Orang penting yang ikut terlibat dalam kasus itu." Ucap Hansel menghibur.

You Must Comeback Home | TXT LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang