Bab 2

6K 259 8
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi dan Irene berjalan sedikit sempoyongan menuju ke arah lift untuk menuju ke kamarnya.

“Nona, mau saya bantu?” Tanya seorang lelaki dengan topi hitam yang menangkap tubuh Irene karena dia hampir saja terjatuh di depan lift.

“Tidak, terimakasih.” Jawab Irene singkat yang berusaha menolak bantuan lelaki tersebut sambil berjalan masuk ke dalam lift dan diikuti oleh lelaki tersebut.

“Saya mau ke lantai 42, anda akan ke lantai mana supaya saya panggilkan receptions untuk mengantar.”

“Lantai 42 juga.” Ucap Irene sambil berpegangan pada besi di sisi kiri lift, sedangkan lelaki tersebut ada di sisi kanan lift.

“Saya bukan orang jahat, saya di kamar V102..” ucap lelaki tersebut sambil menunjukkan kunci kamarnya walaupun Irene tidak memperdulikannya,

“mau saya bantu?” lanjutnya begitu melihat Irene yang hendak keluar lift kembali akan jatuh lalu akhirnya lelaki tersebut membantu Irene untuk berjalan dan membawa Irene masuk ke dalam kamarnya.

Irene membuka matanya saat matahari sudah mengambil alih tugas bulan untuk menyinari bumi, kepalanya terasa berat sedangkan perutnya terasa mual, sepertinya efek dia terlalu banyak minum semalam. Irene segera berlari ke kamar mandi untuk berusaha mengeluarkan semua yang membuat perutnya terasa tidak nyaman.

Merasa sudah lebih baik, Irene meminta layanan sarapan ke kamar lalu dia memutuskan untuk mandi sambil menunggu layanan sarapannya datang. Pagi itu dia membuka ponselnya dan laporan dari Uncle Sam bahwa semua investasi sudah dicabut dari perusahaan milik Leo yang membuat Irene merasa sedikit jauh lebih baik hari itu.

Irene membalas satu per satu pesan di group chat miliknya dan 3 sahabatnya yang membahas kejadian semalam sambil menikmati sarapannya pagi itu.

Sekitar pukul 10, dia keluar dari hotel tersebut dan terlihat memacu mobil sport hitamnya yang semalam di bawa oleh kekasihnya dan sekarang kembali di dalam genggamannya.

Dia sudah meminta orang untuk membuang semua baju milik Leo yang ada di apartement mewah miliknya dan mengganti semua furniture yang ada di dalamnya karena dia tidak ingin ada sedikitpun jejak menjijikan dari mantan kekasihnya.

Semua berjalan dengan normal, sampai 3 hari kemudian ayahnya mendadak menghubunginya dan memintanya untuk pulang ke rumah pagi itu juga dengan nada yang Irene tahu ayahnya sedang marah.

“Ayah mencariku?” Tanya Irene saat dia memasuki ruang kerja ayahnya.

“Apa ini?” Tanya ayahnya sambil menyerahkan tab yang dengan tanpa ragu di ambil oleh Irene.

Mata Irene terbelalak saat mendapati sebuah tagline berita pagi itu yang bertuliskan,

“Aktor dan penyanyi terkenal beriniasial S bermalam di hotel bersama salah satu Direktur muda RS terkenal.”

“Berita gila macam apa ini?” tanya Irene yang entah dia tujukan kepada siapa karena hanya ada dia dan ayahnya di ruangan tersebut.

“Seharusnya ayah yang bertanya!”

“Aku sungguh tidak melakukannya. Aku bahkan ingat dengan benar dia hanya membantuku berjalan masuk ke kamar, setelah itu dia keluar dan aku di kamar sendirian sampai pagi. Ini tidak seperti yang ayah pikirkan.”

“Apa menurutmu sekarang yang ayah pikirkan penting? Sekarang pikirkan bagaimana solusinya!”

Irene yang sepertinya sudah terbiasa dengan teriakan ayahnya mencoba memikirkan solusi tanpa memperdulikan kemarahan ayahnya.

Dia segera menghubungi Krystal, meminta data siapa lelaki yang dimaksud di berita dan ternyata dia adalah Suho, salah satu penyanyi dan aktor papan atas yang  sedang menjadi idola gadis-gadis muda saat itu.

The Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang