Bab 4

4.6K 239 13
                                    

Irene berhenti menuruni anak tangga saat melihat suaminya sedang mencuci piring dan gelas yang tadi mereka pakai untuk sarapan,

“letakkan saja disitu, biar nanti aku yang mencucinya.”  Ucap Irene yang menuruni sisa anak tangga sambil melipat lengan bajunya.

“Biar aku antar.”  Ucap Suho yang baru saja menyelesaikan kegiatan mencuci piring dan gelasnya.

“Terimakasih, tetapi aku bisa pergi sendiri.” Jawab Irene dingin.

“Bukankah mobilmu di basement? Kau lupa semalam aku menjemputmu?”

“Benar juga.” Irene tersenyum lembut, “kalau begitu aku naik taxi saja.”

“Untuk apa? Aku akan mengantarmu. Aku libur hari ini, kemarin adalah syuting scene terakhir.”

Irene mengernyitkan dahinya lalu menatap heran ke arah Suho, “kalau kemarin syuting terakhir, kenapa kau tidak mengikuti farewall party? Bukankah biasanya ada?”

“Aku menghadirinya, tetapi hanya sampai jam 11 malam lalu aku menjemputmu.”

“Kenapa begitu?” Irene menatap heran Suho yang sedang berdiri di depannya.

“Karena tidak baik membiarkan seorang wanita pulang sendirian di tengah malam, itu yang selalu dikatakan ibuku. Dan ayahku selalu menjemput ibuku sesibuk apapun dia, jadi aku ingin melakukan hal yang sama untuk istriku.”

Deg...

Jantung Irene entah kenapa berdetak lebih cepat sekarang, terutama saat Suho mengucapkan kata “istriku”.

Irene terlihat menggaruk lehernya yang tidak gatal, sedangkan Suho sedang menahan senyumnya melihat Irene yang sedang salah tingkah di hadapannya.

Suho mengambil blazer dan juga tas kecil berwarna hitam milik Irene yang tergeletak di sofa,

“Lagipula ada yang ingin aku bicarakan, jadi mari berbicara di mobil.” ucapnya sambil menarik tangan Irene ke arah mobilnya.

“Jadi, apa yang ingin kau katakan?” Irene terpaksa menagih sesuatu yang tadi di ucapkan oleh Suho karena sudah hampir sampai di rumah sakit dan Suho masih tidak mengatakan sepatah katapun.

Suho terlihat membuka dasboard mobilnya saat lampu merah menghentikan laju mobil mereka berdua, dia menyerahkan sebuah naskah drama kepada Irene yang sedang duduk di sampingnya.

“Aku mendapat tawaran drama menjadi dokter spesialis bedah hepatobilier, aku berencana ingin menerima project itu, tetapi sepertinya aku perlu bantuan istriku.”

Irene menatap heran lelaki yang lebih tua 2 tahun darinya tersebut dengan tatapan bingung,

“Memang apa yang kau butuhkan?” Tanyanya penasaran.

“Izinkan aku menemanimu bekerja, aku hanya ingin melakukan observasi selama kau bekerja. Aku tidak akan ikut saat kau  melakukan sesi konsultasi dengan pasien atau saat kau sedang melakukan tindakan kedokteran, tetapi izinkan aku mengobservasi dari jauh. Apakah boleh?”

Irene terdiam sejenak, mencoba memikirkan kerugian dan kelebihan yang dia terima kalau seumpama membantu suaminya.

“Lalu, apa yang akan aku dapatkan saat mengizinkanmu melakukan observasi?” Irene menunjukkan ekspresi jahilnya untuk melakukan tawar-menawar dengan Suho.

“Katakan apa yang kau inginkan, aku akan memberikannya.”

Jawab Suho jumawa sambil memacu mobilnya karena memang sebenarnya mereka berdua memiliki kekayaan yang setara, jadi sudah pasti Irene tidak akan meminta Suho untuk membelikannya barang-barang mewah karena semua yang melekat di tubuh Irene memang sudah barang mahal dan mewah.

The Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang