Niena Irene Pratishta Wicaksono, seorang dokter dan direktur muda di Grandmark Hospital terlibat skandal yang mengharuskannya menikah dengan seorang aktor sekaligus penyanyi ternama, Akhilendra Suho Kaivan Daneswara. Bagaimana kisah perjalanan rumah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rene? Are you okey?" Tanya Alexandra begitu dia menyadari kalau Irene hanya banyak diam sejak tadi.
"hmm?" tanya Irene seolah-olah dia baru kembali ke alam sadarnya,
"i'm okey" ucapnya sambil tersenyum dan mendekat ke arah Alexa yang masih berbaring karena masih masa recovery.
"selamat untukmu dan Natanael, tetapi aku harus ke ruanganku dulu, apa tidak apa-apa?"
"pergilah, lagipula kau pasti lelah setelah jaga malam dan setelah ini masih harus poli rawat jalan pagi kan?"
"aku pergi dulu."
Irene meninggalkan ruangan rawat inap Alexa dan segera kembali ke ruangannya. Pikirannya bercabang kemana-mana sejak semalam, dia sangat ingin menanyakan ini pada Suho, tetapi dia takut Suho mengelak kalau dia tidak memiliki bukti apapun.
"Halo..." Jawab seorang lelaki saat sambungan telfon Irene tersambung,
"pak Rio bolehkah saya minta tolong?"
"silahkan nyonya muda, apa yang bisa saya bantu?"
"bisa minta tolong ikuti suami saya seharian ini saja, saya perlu tau kemana dan siapa yang dia temui hari ini."
"Siap, saya sendiri yang akan langsung mengawasi tuan muda."
"Terimakasih pak Rio." Ucap Irene singkat lalu mematikan sambungan telfonnya.
Irene tadi pagi sudah mengembalikan berkas-berkas dan ponsel yang semalam di ambilnya dari dasboard mobil Suho karena pagi ini Suho akan mengambil mobilnya di basement.
Dan benar saja, baru saja Irene selesai mandi, Suho sudah duduk manis di ruangannya,
"mas? Sudah dari tadi?" tanya Irene santai yang sudah siap dengan seragam kerjanya.
"baru sekitar 5 menit. Ow iya, kunci mobil aku dimana sayang?"
"Ambil saja di laci meja kerjaku." Ucap Irene saat dia sedikit merias wajahnya agar tidak terlalu kelihatan pucat karena semalam memang dia tidak tidur sama sekali, lebih tepatnya tidak bisa tidur.