Jam sudah menunjukkan di angka 5 diselingi dengan matahari yang mulai terbenam yang menandakan malam akan segera datang.
"Rene..." Panggil Suho lemas saat melihat Irene sedang di dapur masih dengan pakaiannya yang dia pakai tadi pagi.
"Sudah bangun? Bagaimana? Sudah merasa baikan?"
"Sudah lebih baik." Ucap Suho sambil menuruni sisa anak tangga menuju ke kursi yang ada di meja makan.
"Setelah ini aku periksa lagi panasmu, kalau sudah mulai turun, obatnya pakai obat oral saja, tidak perlu suntikan. Nanti biar aku resepkan supaya saat Pak Adrian kemari dia sudah membawanya." Ucap Irene sambil menuangkan soup ayam hangat ke mangkok.
Irene meletakkan dua mangkok di hadapan Suho lengkap dengan sendoknya,
"Aku tahu kau tidak suka bubur, jadi aku membuatkan nasi tim untukmu dan juga soup ayam. Makanlah selagi masih hangat walaupun mungkin tidak ada rasanya untukmu.""Bisakah temani aku makan?" Tanya Suho sambil menggenggam tangan Irene yang hendak kembali ke dapur.
Irene yang biasanya sangat tega, sekarang mendadak menjadi tidak tega melihat Suho yang sedang memberikan tatapan memohon yang akhirnya membuatnya duduk di hadapan Suho dan menemani lelaki itu makan.
"Kenapa kau masih memakai cincin pernikahan? Bukankah kita sudah berpisah 3 tahun lalu?" Tanya Irene penasaran.
"Apa aku pernah mengatakan kalau kita sudah bercerai? Apa uncle Sam pernah memberitahumu sudah sampai sejauh mana perceraian kita berproses?"
Pertanyaan Suho membuat Irene terdiam. Otaknya coba mengingat dengan pasti dan benar saja, dia tidak pernah mendapat laporan apapun tentang pernikahannya.
"Rene..." Panggil Suho lembut yang membuat Irene kembali fokus kepada lelaki di depannya,
"Aku belum menceraikanmu sampai hari ini."
"Apa maksudmu?" Tanya Irene dengan ekspresi terkejut sekaligus bingung.
Suho meletakkan sendoknya lalu berfokus menatap wanita yang ada di hadapannya,
"Aku sudah menjelaskan kejadian sebenarnya ke keluarga besar sesaat setelah Adnan memberitahuku dan meminta maaf padaku, aku bahkan mempolisikan Elaine saat itu, tetapi akhirnya berakhir damai karena keluargamu tidak tega memasukannya ke dalam penjara dengan surat perjanjian dia tidak akan mengusikku ataupun dirimu lagi. Aku meminta waktu kepada keluargamu sampai kau pulang untuk menjelaskan semuanya. Kalau setelah aku menjelaskan semuanya dan kau tetap ingin berpisah, baru aku akan mengisi formulir perceraian itu."
"Apa kau sedang mempermainkanku sekarang?"
"Rene, tidak ada yang mempermainkanmu. Aku mencintaimu, hanya itu alasan kenapa aku tidak mau menceraikanmu sampai sekarang. Apa itu tidak cukup untukmu?"
Irene hanya bisa menghela nafas, ekspresinya bercampur antara marah, kecewa tetapi entah kenapa ada sedikit kelegaan disana. Hatinya berkecamuk tentang keputusan apa yang harus di ambilnya sekarang.
"Fikirkan saja dulu. Kalau mungkin hatimu sudah menjadi milik orang lain, aku akan mengisi formulir perceraian kita." Lanjut Suho yang membuat Irene hanya terdiam.
"Aku harus memikirkan semuanya dulu, aku tidak bisa memutuskannya sekarang."
"Aku akan menunggu selama apapun itu." Ucap Suho kemudian melanjutkan makan sorenya dengan Irene yang masih duduk di hadapannya.
-------------------------&&------------------------
"Kenapa tidak ada yang memberitahuku kalau Suho belum menceraikanku?" Tanya Irene begitu dia mengumpulkan semua keluarga intinya di ruang tamu rumah utama.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal
FanfictionNiena Irene Pratishta Wicaksono, seorang dokter dan direktur muda di Grandmark Hospital terlibat skandal yang mengharuskannya menikah dengan seorang aktor sekaligus penyanyi ternama, Akhilendra Suho Kaivan Daneswara. Bagaimana kisah perjalanan rumah...