"jadi dr Irene, siapa saja yang akan berangkat?" tanya dr Alena selaku ketua dari Grandmark Hospital saat mereka sedang di rapat darurat.
Irene menyebutkan nama-nama yang akan berangkat, termasuk namanya, Krystal, Tania dan dr Mahesa yang total semuanya ada 10 dokter dan 20 perawat ditambah beberapa dokter residen, mahasiswa kedokteran dan keperawatan dari W-University yang akan ikut bergabung menjadi tim relawan.
"Intrupsi ketua." Ucap Alexandra memberi interupsi sambil mengangkat tangannya,
"silahkan dr Alexandra." ucap dr Alena mempersilahkan
"kenapa nama saya tidak terdaftar?"
"Pertimbangan saya karena anda punya anak yang masih kecil dokter" Jawab Irene mantap. Dia memang sengaja tidak memilih Alexandra karena dia masih punya bayi.
"kalau pertimbangannya hal itu, bukankah dr Irene yang memiliki putra berusia 15 bulan harusnya juga tidak berangkat? dr Andira spesialis penyakit dalam seharusnya juga tidak berangkat kan karena putrinya baru berusia 13 bulan?"
"lalu?" tanya dr Alena coba mencari jalan tengah untuk ketegangan yang terjadi antara Irene dan Alexa,
"saya ingin ikut terlibat ketua. Saya ingin berangkat." Jawab Alexandra mantap.
"bagaimana dr Irene?" tanya dr Alena mempersilahkan semua keputusan di tangan Irene karena dia ketua tim relawan kali ini.
"dr Alexa bisa kita bicara berdua sebentar di luar?"
Alexandra segera berjalan mengikuti Irene keluar dari ruang meeting tersebut.
"Al, Eloise baru usia 6 bulan, yakin mau dotinggal? Gak mau tanya Nathan dulu?" Tanya Irene begitu mereka keluar dari ruang metting.
"Rene, Nathan pasti setuju kok, dia bukan tipe orang yang ribet. Justru yang mau aku tanyain itu kamu, memang Suho setuju?"
"setuju gak setuju dia harus setuju. Sebentar, kenapa jadi bahas Suho sih? Ini kamu beneran mau berangkat? 2 Minggu lho kita disana."
"berangkat Rene." jawab Alexa mantap yang akhirnya membuat Irene menyerah dan kembali masuk ke dalam ruang metting dengan menambahkan Alexa di dalam tim relawan yang akan berangkat.
"Untuk nama yang disebutkan, silahkan pulang dan mempersiapkan untuk semua yang perlu dibawa. Nanti malam kita berkumpul jam 7 malam di lobby rumah sakit. Terimakasih dan selamat pagi." Ucap Irene mengakhiri rapat darurat mereka pagi itu.
----------------------------&&---------------------
"Rene, aku mau bicara." ucap Suho tiba-tiba begitu dia masuk ke dalam rumah.
"kamu ngapain jam 12 siang udah pulang mas?" tanya Irene terkejut karena Suho sudah di rumah disaat jam yang harusnya dia masih di kantornya.
"kamu berangkat jadi relawan kenapa gak izin aku dulu sih?" tanya Suho dengan nada yang sudah sangat menggebu dan penuh emosi.
"ya memangnya kenapa mas? Ini bukan pertama kalinya juga kan aku jadi relawan?"
"ya tapi dulu kamu jadi relawan itu kan statusnya belum menikah Rene, sekarang kamu punya aku dan Kun, dan kamu gak izin mau pergi? Kamu tau gak disana masih ada gempa susulan yang terus terjadi?"
Irene hanya terdiam melihat tatapan mata Suho yang menyiratkan kemarahan tetapi juga khawatir secara bersamaan.
"mas, aku akan hati-hati disana, jadi jangan khawatir. Oke?" ucap Irene coba menenangkan sambil kembali mengemas barang-barang yang dia butuhkan selama 2 Minggu di lokasi bencana.
"aku bilang gak usah berangkat, nanti aku biar bicara sama ibu mertua."
"Mas, gak bisa gitu dong. Aku ketua timnya, terus kalau aku gak berangkat gimana? Kamu gak bisa seenaknya sendiri kaya gini dong." protes Irene karena dia merasa Suho sudah keluar jalur terlalu jauh sampai mengusik masalah pekerjaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal
FanficNiena Irene Pratishta Wicaksono, seorang dokter dan direktur muda di Grandmark Hospital terlibat skandal yang mengharuskannya menikah dengan seorang aktor sekaligus penyanyi ternama, Akhilendra Suho Kaivan Daneswara. Bagaimana kisah perjalanan rumah...