Di hari lainnya, Irene yang baru saja selesai dari klinik rawat jalan pagi entah kenapa sangat ingin pulang ke rumah utama, ya rumah ayah dan ibunya. Lagipula sejak pagi sepertinya dia juga belum sama sekali bertemu ibunya hari ini di rumah sakit, jadi dia memutuskan setelah jam prakteknya berakhir dia akan pergi menemui ibunya di rumah utama.
Irene memarkir mobilnya di rumah mewah dengan 3 lantai bergaya klasik modern yang dimana rumah ini adalah impian mendiang ibunya. Irene berjalan menuju ke rumah utama disambut oleh beberapa orang asisten rumah tangga dan juga beberapa pihak keamanan di rumah tersebut.
"Maaf bibi, tapi dimana ibuku?" Tanyanya kepada seorang asisten rumah tangga yang sudah dia kenal semenjak dia masih sangat kecil.
"Ada di ruang kerja tuan."
"Terimakasih..." Ucap Irene singkat lalu segera naik ke lantai dua untuk menemui ibunya walaupun sebenarnya dia enggan menemui ayahnya.
Saat dia sampai di depan ruangan kerja ayahnya, pintu ruangan yang tidak tertutup rapat membuatnya bisa mendengar percakapan dua orang di dalam ruangan itu yang lebih terdengar seperti pertengkaran.
"Bukankah sudah ku katakan! Aku tidak perduli dengan berapa banyak wanita yang kau simpan, tapi jangan pernah membuat masalah dengan itu, dan sekarang wanita itu justru hamil? Apa kau gila?"
Irene terdiam, otaknya coba mencerna sambil tetap mendengarkan perdebatan panjang orang tuanya di dalam ruangan tersebut.
"Aku juga tidak mungkin bisa mengendalikannya!! Kehamilannya itu di luar prediksiku!" Teriak lelaki berstatus ayah dari Irene tersebut.
"Hampir 25 tahun aku bersamamu, berpura-pura menjadi keluarga yang bahagia di hadapan semua orang. Bahkan selama hampir 25 tahun aku tetap berstatus gadis karena kau tidak pernah menyentuhku sama sekali! Satu-satunya alasanku menikahimu dan bertahan hanya untuk Raina dan Irene. Aku memasukkan Irene kecil ke kelas Judo supaya apa? Supaya kau berhenti memukulinya sampai dewasa dengan alasan ibunya meninggal karena melahirkannya padahal kau sendiri sedang bersama wanita lain saat kakakku meregang nyawa melahirkan putrinya. Aku meminta Raina kecil untuk belajar taekwondo supaya dia bisa melindungi adiknya dari tangan kasarmu yang setiap hari hanya tau mabuk dan bermain wanita!! Aku membawa mereka berdua ke psikolog anak agar bisa menyelesaikan trauma yang kau buat!! Aku bertahan hanya untuk mereka dan kau justru membawa kabar selingkuhanmu sedang hamil? Apa kau gila?"
Irene hampir tidak mampu berdiri di atas kakinya sendiri sekarang saat mendengar semua ucapan ibu tirinya. Bagaimana mungkin ayahnya ternyata jauh lebih jahat dari yang dia pikirkan selama ini? Apa ini semua sebenarnya? Ibu tirinya masih gadis? Ayahnya yang dia kira sudah sembuh dari kebiasaan bermain wanita ternyata sekarang justru selingkuhannya sedang hamil?
"Jadi apa? Kau ingin aku menyentuhmu sekarang? Ya?"
Irene yang sudah benar-benar tidak mampu mendengar pertengkaran orang tuanya akhirnya memutuskan masuk ke dalam ruangan tersebut dan sedikit terkejut melihat ayahnya terlihat menarik paksa kemeja ibunya.
"Hentikan!" Ucap Irene dengan nada tenang tetapi terpancar tatapan marah yang membuat ayah dan ibunya terkejut melihatnya.
Dia melangkah maju mendekati mereka lalu menarik paksa tangan ayahnya dan sedikit mendorong lelaki tersebut untuk menjauh dari ibunya.
"Keluar!" Lagi ucap Irene dengan nada sangat tenang tetapi tatapan matanya benar-benar tidak bisa dibohongi kalau dia sangat ingin menghajar lelaki berstatus ayahnya tersebut.
"Apa? Kau ingin menghajar ayah?" Tanya lelaki tersebut seolah-olah menantang Irene.
"Apa kau kira aku tidak bisa? Kau hanya berstatus ayahku, tetapi kau tidak pernah benar-benar menjadi ayahku! Apa kau lupa, bahkan nama Wicaksono di belakang nama kami adalah nama kakek, dan bukan namamu. Kau ingin pergi sendiri atau kau ingin aku menyeretmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal
FanfictionNiena Irene Pratishta Wicaksono, seorang dokter dan direktur muda di Grandmark Hospital terlibat skandal yang mengharuskannya menikah dengan seorang aktor sekaligus penyanyi ternama, Akhilendra Suho Kaivan Daneswara. Bagaimana kisah perjalanan rumah...