"Bu, dimana...." pertanyaan Irene saat memasuki rumah utama pagi itu terhenti saat melihat Suho sedang membawa Kun di digendongannya.
"pagi mas.." sapa Irene coba terlihat biasa saja sambil mengambil Kun dari gendongan Suho lalu mengecup pipi putranya tersebut.
"Berikan padaku Rene, biacaralah dengan Suho di lantai atas." perintah Raina sambil mengambil Kun dari gendongan Irene yang entah kenapa langsung di turuti oleh Irene.
"kenapa sudah disini sepagi ini? Mencari Kun?" tanya Irene dingin begitu mereka masuk ke dalam kamar Irene.
"mencarimu lebih tepatnya, tapi kau tidak ada." Jawab Suho lembut.
"perkara semalam..."
"aku sudah tahu." Ucap Irene memotong ucapan Suho sambil menghela nafasnya dan membuang pandangannya ke arah lain.
"kenapa tidak cerita kalau Pak Adrian membawa lari uang perusahaan? Kenapa tidak cerita kalau pak Adrian mengajukan pinjaman ke bank menggunakan nama perusahaan dan sekarang dia kabur tidak tahu kemana?" tanya Irene pelan sambil menatap lembut suaminya.
"aku tidak mau mengganggumu Rene, aku tahu sudah banyak sekali tanggung jawab di pundakmu. Lagipula ini perusahaanku, jadi aku harus bertanggungjawab sendiri."
"mas..." panggil Irene sambil kembali menghela nafasnya, pemikiran-pemikiran Suho yang seperti ini benar-benar membuatnya lelah.
"aku ini istrimu, tidak bisakah kau berbagi semua hal denganku? Bukankah kita sudah mengucap janji akan berbagi apapun? Kenapa kau selalu membuatku menaruh curiga padamu? Apa salahnya bercerita kalau Pak Adrian membawa kabur uang perusahaan? Aku bisa membantumu memikirkan solusinya mas. Jangan seperti ini terus aku mohon, aku lelah harus selalu menaruh curiga padamu."
Suho mendekat ke arah Irene yang sedang duduk di tepi ranjang, lelaki itu berlutut di hadapan istrinya dan menggenggam tangan Irene,
"maafkan aku, aku tahu aku salah. Seharusnya aku membagi semuanya denganmu. Aku hanya tidak mau menambah beban pikiranmu Rene, percayalah aku melakukannya karena aku tidak mau membebanimu."
"Baiklah, sekarang mari terapkan batasan privasi di antara kita. Kau ingin aku bisa sejauh apa tau tentang privasimu? Apa perlu kita membuat kontrak seperti awal pernikahan kita 5 tahun yang lalu?" tanya Irene yang membuat Suho sedikit terkejut karena sepertinya istrinya masih tidak terima dengan ucapannya semalam.
"aku juga minta maaf untuk masalah itu. Aku tahu aku salah Rene. Aku tahu tidak seharusnya aku menerapkan batasan privasi pada istriku sendiri."
"lalu untuk masalah hotel?"
"aku membawa Shreeya agar tidak ada kesalahpahaman. Wanita itu adalah Direktur utama pigeon entertainment, aku berencana menyerahkan perusahaanku untuk di akuisisi dan rencananya uangnya akan aku gunakan untuk membayar hutang pak Adrian."
Irene seketika hanya bisa memijat kepalanya yang mendadak terasa pusing dan berat,
"Mas sudah tanda tangan dengan Pigeon entertainment?" tanya Irene kemudian yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Suho.
"Bolehkah aku bicara dulu dengan kakek? Aku tidak punya uang sebanyak itu untuk membantumu" tanya Irene kemudian sambil mengusap tangan suaminya yang masih ada di pangkuannya.
"tidak Rene, aku akan mengatasinya sendiri kali ini."
"mas!" Panggilnya lembut sambil menarik dagu suaminya agar tatapan mata mereka bisa bertemu,
"Aku tahu kau tidak ingin Daneswara Group ataupun W-Group ikut campur dengan usahamu, tapi untuk kali ini kita berdua tidak bisa menyelesaikannya sendiri." tanya Irene lembut sambil mengusap rambut suaminya yang membuat Suho hanya bisa menatap lembut istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal
FanfictionNiena Irene Pratishta Wicaksono, seorang dokter dan direktur muda di Grandmark Hospital terlibat skandal yang mengharuskannya menikah dengan seorang aktor sekaligus penyanyi ternama, Akhilendra Suho Kaivan Daneswara. Bagaimana kisah perjalanan rumah...