Niena Irene Pratishta Wicaksono, seorang dokter dan direktur muda di Grandmark Hospital terlibat skandal yang mengharuskannya menikah dengan seorang aktor sekaligus penyanyi ternama, Akhilendra Suho Kaivan Daneswara. Bagaimana kisah perjalanan rumah...
Seperti yang Suho janjikan, dia sudah melaju menuju ke salah satu tempat pemakaman mewah menyusul Irene yang di antar oleh Pak Tarjo. Di kursi sisi penumpang, dia sudah meletakkan bucket bunga tulip warna putih, bunga kesukaan mendiang mertuanya.
"Tuan muda." Sapa pak Tarjo saat melihat Suho keluar dari mobilnya.
"Irene sudah disana pak?"
"Benar."
"Saya kesana dulu ya pak."
"Iya den."
Suho mendekat ke arah Irene yang tidak terlalu jauh dari tempat pak Tarjo berdiri menunggu.
"Selamat ulang tahun ma" ucap Suho tiba-tiba sambil meletakkan bucket bunga tulip putih yang di bawanya.
"Mas sudah sampai?" Tanya Irene basa basi yang hanya dijawab dengan senyuman oleh Suho.
Suho terlihat memejamkan matanya sebentar, mengirim doa untuk mendiang mertuanya lalu kembali menatap batu nisan yang di ukir dengan cantik yang ada di hadapannya.
"Ma, terimakasih karena sudah melahirkan wanita secantik dan sehebat Irene, janjiku pada mama, aku akan menjaganya seumur hidupku." Ucapnya sambil berlutut di sisi pusaran mendiang mertuanya.
"Tolong katakan padanya untuk jangan terlalu keras pada diri sendiri, dia bahkan pingsan di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Aku jadi harus menunda pekerjaanku karena khawatir dengannya" Ucap Suho yang entah kenapa justru membuat Irene terkekeh pelan.
"Tolong awasi kami dari atas sana ya ma, kami akan berusaha hidup bahagia, entah itu berdua, bertiga atau mungkin ber empat" Ucap Suho dengan santai seperti seolah-olah sedang berbicara dengan mertuanya secara nyata.
"Kenapa? Kau tidak ingin memiliki anak? Kalau tidak mau juga tidak apa-apa, aku tidak masalah kita memiliki anak atau tidak, selama denganmu aku tetap baik-baik saja." Ucap Suho menjelaskan takutnya Irene memang dari awal tidak ingin memiliki anak.
"Ow, maksudmu anak.." ucap Irene kemudian dengan nada yang kembali rendah.
"Why? Apa kau pikir maksudmu orang ketiga?" Tanya Suho dengan tawa nyaringnya.
"Mama lihat kan? Dia sangat pencemburu."
"Mas!!" Protes Irene kesal karena Suho menggodanya di depan mamanya.
"Aku minta maaf. Tetapi kalau kau memang tidak mau punya anak juga tidak apa-apa, aku tidak akan memaksa. Itu tubuhmu, jadi kau yang berhak menentukan." Ucap Suho lembut lalu mengecup punggung tangan istrinya.
“Kita akan punya, tapi tidak sekarang.” Jawab Irene lembut yang disambut senyuman oleh Suho.