Bab 33

2.7K 173 11
                                    

Hari ini sudah tepat 1 bulan setelah kejadian kecelakaan itu. Si bayi itu tetap belum punya nama, sedangkan ayah Irene dan Raina masih belum sadarkan diri, bahkan pernafasannya pun dibantu dengan alat bantu nafas ventilator.

"Rene, jangan lupa kita ada sidang komite etik siang ini." Ucap Alexa mengingatkan sahabatnya yang beberapa hari ini terlihat tidak fokus.

"Tidak bisakah kau mewakiliku?" Tanya Irene dengan tatapan tidak berdaya. Tubuhnya benar-benar lelah begitu juga dengan otaknya. Banyak sekali hal yang terjadi selama 4 minggu ini dan itu benar-benar membuatnya lelah.

"Aku ingin melakukannya kalau aku bisa, aku bahkan sudah tidak tega melihatmu. Tetapi mau tidak mau, kau tetap harus hadir Rene. Hari ini hanya pembacaan keputusan untuk dr Andre dan juga perawat dari Grandmark Hospital cabang."

Irene hanya menghela nafasnya lalu merebahkan tubuhnya di ranjang yang ada di ruangannya.

"Rene, boleh aku bertanya?"

"Hmmm..." Jawab Irene sekenanya sambil tetap menutupi matanya menggunakan lengan kanannya.

"Bayi itu bagaimana nasibnya?"

"Ketua ingin mengadopsinya." Jawab Irene santai, "tetapi masalahnya Suho juga mengatakan kalau dia ingin mengadopsi bayi itu" lanjutnya sambil membuka matanya dan menatap ke langit-langit ruangannya.

"Adikmu yang menjadi putramu?"

"Entahlah. Aku mengatakan pada Suho untuk menunggu sampai ayah siuman, walaupun aku tidak tahu kapan." Ucapnya sambil menghela nafas pasrah.

"Maaf ya, aku hanya bisa menghentikan perdarahannya."

"Hya, kenapa minta maaf?" Protes Irene kepada Alexa,

"kita hanya dokter, bukan Tuhan. Kita hanya berusaha Al, sisanya tetap yang punya kehidupan yang mengaturnya." Lanjut Irene menceramahi Alexa.

"Suho masih ada di kamar bayi?"

Irene hanya mengangguk, entahlah suaminya sepertinya benar-benar terobsesi dengan bayi laki-laki itu.

"Kau tidak ingin mengadopsinya?" Tanya Alexa yang membuat Irene terdiam dan berfikir,

"Aku menyayanginya, tetapi aku belum di tahapan tersentuh untuk menjadikannya putraku." jawab Irene santai sambil membenarkan posisi duduknya.

"Kapan bayi itu bisa keluar?"

"Menunggu berat badannya paling tidak 2000gr, hari ini baru 1985gr, masih kurang 15gr untuk dia bisa keluar dari inkubator dan pulang kerumah."

"Kalau sudah boleh pulang, kemana bayi itu akan pulang? Rumah utama atau rumahmu?"

"Entahlah. Suho sudah sangat berisik ingin merubah kamar tamu menjadi kamar bayi, aku bahkan bertengkar dengannya beberapa hari yang lalu karena masalah itu." Jawab Irene dengan tatapan menerawang jauh.

Flashback

"Aku pulang." Ucap Suho begitu memasuki rumah saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Kenapa baru pulang? Bukannya mas lagi gak ada project drama atau film?" Tanya Irene yang sedang membuat kopi di dapur untuk sekedar membantunya fokus karena dia harus membaca dan melakukan koreksi thesis milik dokter residen.

"Aku baru saja dari rumah sakit, melihat si jagoan." Jawab Suho sambil tersenyum dan melepas jas miliknya.

"Langsung di taruh tempat baju kotor dong mas." Protes Irene saat melihat Suho meletakkan jas miliknya di sofa ruang tamu.

"Iya iya, habis ini sama ke kamar sekalian."

"Baiklah." Ucap Irene santai lalu bersiap kembali ke ruang kerjanya di lantai 2.

The Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang