Bab 11

3.7K 209 14
                                    

Suho hanya berfokus kepada ponselnya saat mereka sampai di kamar. Sekarang mereka sedang di balkon, melanjutkan acara minum wine mereka di kamar, tetapi tidak ada obrolan sama sekali.

Bel kamar berbunyi, Irene yang hendak membuka pintu tangannya di tahan oleh Suho, mereka sedang memesan layanan makan malam karena mereka tiba-tiba kembali lapar saat sudah di kamar.

Suho yang sepertinya tanpa sadar meninggalkan ponselnya dengan kondisi menyala dan tergeletak di meja membuat Irene bisa membaca chat Suho dengan Adnan dan membuatnya berfikir ratusan kali untuk menerima ungkapan cinta dari Suho tadi.

Suho yang sepertinya tanpa sadar meninggalkan ponselnya dengan kondisi menyala dan tergeletak di meja membuat Irene bisa membaca chat Suho dengan Adnan dan membuatnya berfikir ratusan kali untuk menerima ungkapan cinta dari Suho tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rene, mau makan dimana?" Teriak Suho dari dalam ruang tamu kamar hotel mereka.

"Kita makan disini saja." Jawab Irene dengan nada sedikit berteriak yang membuat Suho kembali sambil membawa nampan berisi 2 mie ramen pedas dengan toping seafood. Suho terlihat menggeser ponselnya yang layarnya susah mati untuk meletakkan nampan yang dia bawa.

Mereka menikmati Ramen sambil membahas beberapa hal, mulai dari pekerjaan Irene, pekerjaan Suho, sampai pada titik Irene berani membahas tentang Elaine.

"Aku sudah menceritakan tentang Leo, sekarang ceritakan padaku tentang Elaine."

Suho terdiam, matanya menerawang jauh seolah-olah membuka lembar demi lembar memori yang masih dia simpan rapi di dalam hati dan ingatannya.

"Dia baik, dia cantik, dia seorang fotografer. Kami bertiga adalah teman dari semasa SMA. Aku berkencan dengannya dari SMA, tetapi setiap kali aku membahas tentang pernikahan, dia selalu berkelit bahwa dia belum siap. Sampai suatu ketika dia mengatakan padaku bahwa hatinya sudah bukan untukku." Suho tersenyum getir saat menjeda ucapannya sendiri,

"Dan lebih sakitnya lagi, hatinya berpindah kepada sahabat kami, Adnan. Saat itu juga aku baru tahu bahwa selama ini alasan Adnan tidak pernah awet dengan mantan kekasihnya adalah karena memang yang dia cintai Elaine. Elaine bilang, Adnan bisa memberikan hal yang tidak bisa aku berikan saat itu, yaitu waktu. Ya saat itu aku sedang merintis karirku di tengah polemik keluarga besarku yang lebih setuju aku menjadi penerus perusahaan daripada menjadi seorang Aktor dan penyanyi."

"Kau masih mencintainya?"

Suho melemparkan tatapannya ke arah Irene yang sedang menatapnya lekat, lalu tersenyum,

"Apa ini pertanyaan jebakan?" Tanyanya yang coba dia iringi dengan tawa, padahal Irene bisa  jelas melihat dari tatapan matanya bahwa masih ada sisi ruang di hati Suho untuk Elaine, mantan kekasihnya.

"Bohong kalau aku bilang aku sudah sama sekali tidak memiliki rasa untuknya. Bahkan saat melihatnya pingsan, kau tahu sendiri kan aku tidak bisa menjelaskan padamu dengan gamblang dan baru hari ini aku bisa menjelaskan semuanya."

The Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang