Bab 47

2.5K 146 3
                                    

"aku pergi dulu" pamit Suho sambil mengecup bibir istrinya yang sedang mengeringkan rambutnya di depan wastafel menggunakan handuk.

"masih ada 10 menit lagi mas."

"tidak apa-apa. Lagipula tugasku untuk menyenangkan istriku sudah selesai." jawabnya singkat dengan senyuman penuh arti.

"hati-hati kalau begitu."

Suho yang sudah rapi segera keluar dari ruangan Irene tetapi belum sempat melangkah menjauh, seseorang sudah memanggilnya terlebih dahulu dan itu adalah dr.Alena.

"selamat pagi Ketua." sapa Suho saat mertuanya mendekat ke arahnya yang masih berdiri di depan pintu ruangan Irene.

"mas kunci mobil ka...." Irene seketika tidak melanjutkan kalimatnya saat mendapati Suho yang ternyata sedang di depan ruangannya bersama dengan ibunya.

Sedangkan dr Alena hanya menatap putri bungsunya curiga karena Irene keluar dari ruangan dengan kondisi rambut yang masih setengah basah yang tentu saja membuat Irene dan Suho sedikit salah tingkah dengan tatapan curiga dr Alena.

"mas pergilah, kakek sudah menunggumu." Ucap Irene kikuk yang tentu saja membuat Suho segera berpamitan kepada mertuanya dan meninggalkan Irene beserta dengan mertuanya.

"Rene?" panggil dr Alena dengan tatapan seolah-olah mengetahui apa yang baru saja terjadi dan hanya dijawab dengan senyuman kaku oleh Irene karena merasa tertangkap basah.

"ibu mau masuk dulu?" tanya Irene dengan senyum kikuk yang sepertinya dia bahkan lupa kalau mereka sedang di rumah sakit dimana Irene hampir tidak pernah memanggil "ibu" ketika di rumah sakit.

dr Alena akhirnya memutuskan masuk ke ruangan Irene lalu menutup pintu ruangan Irene,

"Haruskah kau melakukannya disini?" cerca dr Alena begitu dia masuk ke ruangan putrinya dimana Irene sedang melanjutkan mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.

"kau bahkan menunda selama 15 menit seminar kasus mahasiswa hari ini." cerca dr Alena sambil dia menyilangkan tangan dan duduk di sofa Irene.

"maafkan aku Bu, aku tidak bermaksud melakukannya." Rengek Irene dengan wajah bersalah seperti anak kecil yang ketahuan bolos sekolah sambil dia melanjutkan menyisir rambutnya yang sudah kering.

"tapi kau melakukannya kan Rene?" tanya dr Alena dengan tatapan serius tetapi menggunakan nada bicara yang sangat santai.

"I just miss him Bu." lanjut Irene sambil berlutut di depan ibunya seolah-olah sedang membujuk ibunya agar berhenti memarahinya.

dr Alena hanya bisa menghela nafasnya lalu mengambil sisir di tangan Irene dan menyisir rambut putrinya yang sedang berlutut di depannya,

"jangan lakukan itu lagi di ruangan, kalau ada yang tahu bagaimana?"

"Baiklah. Aku tidak akan melakukannya lagi." jawab Irene sambil tersenyum penuh arti.

"siapa yang punya inisiatif bermain di kantor? Kalau itu Suho, ibu akan memarahinya."

"Bukan dia. Aku yang berinisiatif." jawab Irene sambil malu-malu yang membuat ibunya hanya bisa menggeleng heran.

"Auuuuu..." teriak Irene begitu ibunya memukul lengannya walaupun itu tidak terlalu keras,

"kenapa memukulku?" protes Irene sambil mengusap lengannya dan beralih duduk di sofa yang ada di sisi kanan sofa single yang di duduki ibunya.

"Sejak kapan putriku jadi se liar ini? kenapa tiba-tiba ingin bermain di kantor?" tanya dr Alena dengan nada setengah berbisik.

"ibu, aku sudah menikah. Apakah salah memiliki fantasi?" protes Irene dengan ekspresi yang sebenarnya terlihat menggemaskan di mata dr Alena.

"5 menit lagi seminar di mulai. Bersihkan mejamu! Ibu tahu kau pasti menggunakannya tadi." Ucap dr Alena yang bersiap meninggalkan ruangan Irene.

The Scandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang