TRISTAN'S POV
>>>
"Halo? Kenapa?"
...
"Nayla lagi di toilet. Kenapa?"
...
"Oh. Nanti dibilangin, deh. Makasih, ya."
Tumben Digo berkata ingin mengajak Sisi pergi. Biasanya, ia tidak suka mengajak perempuan pergi.
"Hey. Nunggu lama?" tanya Nayla tiba-tiba. Aku mendongak, menatap wajah Nayla dan tersenyum. "Engga. Oh iya, kata Digo, dia mau ngajak Sisi jalan sebentar," ucapku.
"Nih." Nayla menyerahkan sesuatu.
Tabung?...
"Buat ap...." Belum selesai aku bertanya, ia memotong perkataanku. "Di dalam situ ada kupon-kupon yang gue gulung. Lo tau? Kupon jemput gue, kupon nganter gue, kupon meluk gue, dan lainnya. Setiap hari lo harus memilih salah satu kupon dan melakukan itu. Mengerti?" ucap Nayla.
Oh?
"Aku bilang, mengerti?" ulangnya. Aku hanya menganggukan kepala. Apa dia menyukai diriku?
"Nah sekarang, gue laper. Mau makan. Lo gue tinggal gapapa?" ucapnya. Dari nada bicaranya, aku tau ia takut aku keberatan. "Gapapa," ucapku.
<<<
DIGO'S POV
"Kita mau kemana siiih?" gerutu Sisi yang matanya kututup dengan kain berwarna merah. "Kepo deh kamu. Nanti aja liat sendiri."
"Kamu jangan sok romantis deh. 24 jam pacaran aja belom ada."
"Aku beda sama cowok lain. Di saat cowok lain hanya menyatakan cinta dan pergi, aku akan memberikan kejutan."
"Oh?" Terdengar seperti bertanya.
"Di depan kamu ada tangga, sekarang, kamu aku tuntun, ya," ucapku pelan, tepat di telinganya.
Aku menuntun Sisi untuk menaiki tangga. Dan tepat setelah itu, aku menyuruhnya duduk di bangku panjang tepat kududuk sekarang.
"Sekarang aku boleh buka mata?" tanyanya. "Bentar lagi. Oke?" Ia mengangguk.
Aku menunggu agak malam sedikit, sedikit lagi. Agar sempurna.
"Sekarang, kamu boleh buka mata kamu." ucapku. "Boleh?" Tanpa ba-bi-bu ia membuka ikatan kain di matanya dan mengerjapkan matanya sedikit.
"Kita dimana?" tanyanya. "Itu gak penting. Sekarang, liat ke langit."
Kami berada di pinggir taman, agak lebih tinggi dari daerah yang ramai. Di sebelah kami terdapat danau yang lumayan kotor.
Dan tepat di atas kami, terdapat langit malam yang dipenuhi bintang-bintang dan sinar rembulan. Kami juga ditemani cahaya lampu redup dari taman.
"Kamu suka?" bisikku. Sisi mengangguk. Matanya tak beranjak dari langit malam itu. "Suka sih suka, tapi yang di sini diliat juga dong," cibirku. Seketika Sisi menoleh. "I love you, Digo." Sisi mencium pipi kiriku.
Blushing. Itu yang kurasa. Pipiku memanas.
"I love you more," balasku. Kuraih badan mungilnya dalam dekapanku.
Wajah kami sama-sama mengadah ke atas. Melihat langit malam yang begitu indah.
---
Hii, update niii!
Hari senin aku udah mulai UKK huhuhu. Do'a-in ya guys!<33
20 votes for Part 23?
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Love Story
FanfictionCerita pertama di Wattpad aku, masih sangat amat abal. Silahkan kalau mau baca. :) *Tidak ada deskripsi, silahkan langsung baca.* {06-01-16 : #83 in Fanfiction}