Part 26

8K 490 0
                                        

AUTHOR'S POV

÷÷÷

"Sisi Nayla pulang..." ucap Sisi.

"Oh! You guys home! Welcome!" sambut Bunda Jane riang. Tapi tidak dengan Nayla, ia tampak sedang memikirkan sesuatu. Bunda Jane yang menyadarinya langsung menanyakan. "Nay? Kenapa? Mama bawel ya?"

Nayla menoleh ke arah Bunda Jane dan menggeleng pelan. "Bukan gara-gara Mama ataupun Sisi, kok." Nayla tersenyum.

"Nayla ke atas dulu," ucap Nayla. "Eh, Nay! Ikut, ikut!" teriak Sisi. "Bun, Sisi ke atas dulu, ya. Love you," ucap Sisi yang setelahnya mengecup pipi Bunda Jane. "I hate you too, Baby Sisi!"

[///////]

"Lo kenapa, sih? Aneh banget. Padahal tadi masih oke-oke aja." Nayla menoleh ke arah sahabatnya itu. Namun Nayla hanya menggeleng. "Gapapa," ucapnya.

"Bener? Lo bukan Nayla yang gue kenal."

"Bener. Gue gapapa. Lo gausah khawatir. Kalopun gue ada masalah gue juga pasti cerita sama lo."

Sisi hanya menatap sahabatnya itu. "Gue mau nonton nih nanti sama Digo... Pake baju yang mana ya. Yang ini, atau yang itu? Ah ngebingungin." Sisi terus berceloteh tentang apa yang harus ia pakai.

"Nay? Nay! Lo ngedengerin gak, sih?" Nayla seperti kaget. Melamun. Itu yang Nayla lakukan selama Sisi berceloteh. "Eh i.. engga," ucap Nayla polos.

"Bantuin gue pilih baju buat nonton nanti sama Digo!" seru Sisi. "Mandi dulu sana. Nanti selesai-selesai udah ada bajunya," ucap Nayla. Sisi mengangguk. "Makasih, Nay!" Dengan itu, Sisi langsung pergi ke kamar mandi dan berendam ria.

[/////////]

"Kamu cantik banget," ucap Digo. Ia tersenyum dan menyelipkan rambut Sisi di belakang telinga Sisi. "Nayla yang nyiapin," kata Sisi.

Digo mendaratkan bibirnya di pipi tembam Sisi. "Kalo gitu mulai sekarang kita putus. Berarti Nayla punya selera fashion yang lebih baik dari kamu." Sisi kaget. Mulutnya terbuka lebar. "Bye-bye!" Digo melambaikan tangannya saat sudah masuk ke dalam mobilnya.

"Si? Sisi! Lo ngelamunin apaan, sih!?" teriak Nayla.

Huh, kau beruntung, Si. Itu tadi hanyalah sebuah lamunan. Lamunan siang.

"Maaf, Nay. Abis ngelamun," jawab Sisi. Itu gak mungkin terjadi. Itu gak mungkin terjadi. Itu gak mungkin terjadi.

"Bagus kan? Pasti Digo suka deh!"

Asal lo tau aja apa yang barusan ada di lamunan gue, Nay. Sisi membatin. Ia menatap pantulan dirinya di cermin.

Ia terbalut dengan dress putih polos dengan garis-garis horizontal hitam dan kakinya terbalut dengan wedges setinggi 3 cm berwarna hitam pekat. Ia mengenakan kalung berlian imitasi berwarna hitam.

Kuku-kukunya juga baru. Ia mengenakan kuteks bening, agar kukunya terlihat lebih berkilau. Itu yang Nayla katakan.

"Wow... Ini... Ini keren!" seru Sisi. Ia memutar-mutarkan badannya di depan cermin. Sempurna.

"Kan gue bilang apa. Digo pasti suka!"

Sayangnya, Nayla tak tau Sisi akan terlibat dalam suatu permasalahan.

÷÷÷

Lagi gak mood HUHUHU maaf banget pendek ;((

Leave feedback, please? :)

Different Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang