Part 33

5.7K 374 1
                                        

Sisi mengajak Digo ke taman. Namun, ekspresi wajah tak berubah sama sekali. "Digo, kamu kenapa, sih? Kalo ada apa-apa cerita, dong, sama aku."

Digo hanya menggelengkan kepalanya, lalu menghela nafas. "Yakin gamau cerita? Aku pulang, nih, kalo gamau," kata Sisi. Sengaja. Agar Digo mau menceritakan kenapa dia begini. Lesu, badmood, tak bersemangat.

"Yaudah sana," kata Digo. Seketika, Sisi merasa hatinya dihantam berjuta-juta batu runcing. "Aaah Digo! Kan aku cuma mancing," seru Sisi. Digo terkekeh.

"Yeay! Kamu ketawa gara-gara aku!" kata Sisi senang. Digo menatap Sisi. Sisi.. Sisi.. Digo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku baru pertama kali ngeliat, bahkan kenal, cewek kayak kamu."

Digo berdiri, diam di sebelah Sisi yang sekarang mematung. Digo memeluk Sisi, erat. "Di.. Digo, kamu nangis?" Digo semakin memeluk Sisi erat. "Aku gamau kehilangan orang yang aku sayangi untuk kedua kalinya," bisik Digo.

Kehilangan? "Aku gak kemana-mana, kok." Sisi mengusap-usap punggung Digo. "Janji?" Digo melepas pelukan erat mereka dan mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji apa?"

"Janji, janji kalo kamu bakal terus ada di bawah pengawasan aku. Bakal terus sama aku. Oke?"

Sisi mengangguk dan menyambut uluran kelingking Digo. "Aku sayang sama kamu," ucap mereka berdua berbarengan.

"Sekarang, kamu cerita kenapa kamu begitu tadi. Ayo cerita," pinta Sisi.

"Hari ini hari kematian Salsa."

--

Pendek dulu gapapa ya. Lagi gak mood. Besok dilanjut lagi! :))

Different Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang