Part 30

7.1K 390 0
                                    

AUTHOR'S POV

____

Semak belukar di sekitar mereka tampak bergoyang, lalu muncullah Galang, teman mereka berempat.

Galang mengetahui rencana mereka. Tadinya, Galang ingin mengajak Nayla makan malam, namun saat ia datang, Tristan dan Digo sudah tiba lebih dulu.

Ia pun memutuskan untuk mengikuti mereka. Ia juga mengerahkan dua orang temannya untuk membantu.

Galang menendang batu-batu kerikil di depannya dengan kesal. "Kenapa sih, gue harus keduluan sama dia?!" gerutunya. Ia tak henti-hentinya menendangi bebatuan, sampai akhirnya batu yang ditendangnya mengenai seseorang.

"Aduh!" gerutu orang itu. "Woy! Siapa lo?!" teriaknya. Namun tampaknya, Galang mengenali orang itu. "Tobi?" tanya Galang, ia menampakkan diri di depan Tobi.

"Lah, lo toh? Lo ngapain sih nendang-nendang!? Sakit, tau..." protes Tobi. "Iya, iya.. Maaf, deh.. Abis gua lagi kesel. Nayla, Tristan, Sisi, sama Digo lagi double date gitu deh di sini, makanya gur ikutin."

"Apa?! Sisi sama Digo nge-date!?" seru Tobi. Galang lekas menutup mulut Tobi dengan tangannya. "Pweh... Iih.. Tangan lo asem!" seru Tobi. Mulutnya terasa aneh sekarang.

"Maaf, maaf.. Kan gue sembunyi di balik situ, jadi tangan gue kena tanah lah, daun lah, batang lah, batu lah. Makanya asem," kata Galang sambil menunjuk semak ia bersembunyi tadi.

"Mana Sisi?" kata Tobi. "Gak jauh dari sini, tapi bisa keliatan juga dari sini, pengintai suruhan gue lagi ngintai di deket mereka," kata Galang.

Tobi sudah jongkok di balik semak-semak, selesai Galang mengucapkan kalimat itu, ia langsung bersembunyi. Matanya sibuk mengintai dari celah rumput di depannya.

"Lang, lang! Sini, Lang! Kayaknya mereka mau balik deh, Lang!" kata Tobi. Galang pun menghampiri Tobi dan ikut mengintip.

"Eh iya, ya.. Yuk kita ikutin. Gue bawa motor, lo pake baling-baling bambu dari kantong ajaib lo aja," kata Galang.

"Sue! Lo kira gue doraemon apa?!" protes Tobi. Ia menghampiri Galang, kesal. "Kan gendutnya sama! Sama-sama kayak bola!" kata Galang. Ia tertawa dan lari, kabur sebelum Tobi mengamuk.

__

"Abis ini kita mau kemana?" tanya Sisi. "Kemana, ya? Tanya Tristan, deh," ucap Digo yang sedang merangkul pinggang Sisi dengan posesif.

"Tristaaan! Kita mau kemanaa?" tanya Sisi heboh. "Kemana aja boleh. Rahasia." jawab Tristan. "Emang kita mau kemana, sih?" tanya Nayla yang berada di sebelah Tristan.

"Liat aja nanti."

__

Galang yang mendengar itu langsung panas. Bagaimana ia tidak mendengar, ia kembali jongkok di sebelah Tobi saat mereka berempat akan melintasi semak belukar itu.

Tak disangka oleh Galang maupun Tobi, Digo membuang ludah ke tempat Galang dan Tobi. Untungnya, itu hanya mengenai Galang yang bisa menahan teriakannya, bukan Tobi yang selalu heboh. Bisa-bisa, keberadaan mereka diketahui oleh Digo.

"Ayo, Tobi! Kita ikutin mereka," ajak Galang. Galang membersihkan ludah Digo yang menempel di bajunya dengan daun. Mereka pun pergi menyusul setelah Natan dan Disi sudah agak jauh di depan mereka.

"Galang, gue nebeng, ya," kata Tobi dengan cengiran di wajahnya. "Enak aja. Panggil sodara lo sana, terus minta pintu kemana saja, deh," kata Galang lalu melesat meninggalkan Tobi.

"Lah, Galang kemana?" tanya Tobi. Ups..

Different Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang