Tristan merasakan sesuatu. Ia memejamkan matanya.
Sisi dan Nayla tidak ada.
"SISI! NAYLA!" seru Tristan.
"Sialan! Mereka pergi,"kata Digo.
"Biarlah, Digo. Sabarlah sedikit."
----
"Sebenernya kenapa sih, Si? Kenapa kita harus pergi?" tanya Nayla.
Sisi menceritakan asal usul Tirstan dan Digo. Ekspresi Nayla berubah. Dari penasaran menjadi ketakutan.
"Ja..Jadi mereka va-vampire?"
Sisi mengangguk.
"Mulai sekarang lo gaboleh deket deket Tristan sama Digo," kata Sisi.
Nayla mengangguk, menurut.
"Sekarang kita pulang." Mereka memang belum sampai di rumah.
Sisi menarik tangan Nayla, dan membawanya melesat pulang.
Ya, mereka tinggal satu rumah, semenjak orang tua Sisi dan Nayla meninggal dunia.
--
Sisi menghela nafas seraya melempar tas dan rompi yang ia kenakan.
"Nay, lo tunggu sini yah. Jangan kemana mana," kata Sisi.
"Lo mau kemana?" tanya Nayla.
"Nyari darah hewan," kata Sisi.
'Yaelah minum aja darah nyamuk. Nih di kolong tempat tidur banyak,' canda Nayla.
"Darah nyamuk itu kan darah manusia," kata Sisi.
"Oh iya ya.. Yaudah hati hati ya, Si. Jangan malem malem!"
"Siapp! Dan lo diem di sini. Pasang bawang putih di depan rumah, pokoknya setiap sudut rumah. Terutama pintu sama jendela. Kunci pintu! Itu yang paling penting!" kata Sisi.
"Siap, ndoro," kata Nayla.
"Dadaah, mwaah," kata Sisi.
"Daaah," kata Nayla.
Nayla mengunci pintu depan rumahnya, dan bergegas pergi ke dapur untuk mengambil bawang putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Love Story
FanfictionCerita pertama di Wattpad aku, masih sangat amat abal. Silahkan kalau mau baca. :) *Tidak ada deskripsi, silahkan langsung baca.* {06-01-16 : #83 in Fanfiction}