Nayla, Tristan, Sisi, dan juga Digo tengah mengamati langit malam hari itu. Bunda Jane memberi mereka tikar agar mereka bisa rebahan di sana. Tristan dan Digo berada di ujung, menyisakan Sisi dan Nayla tempat di tengah.
"Langitnya indah, ya. Belom pernah seumur hidup aku kepikiran bakal ngeliat ini," kata Nayla. "Aku juga," kata Tristan. "Nay, kamu mau gak masuk ke dunia aku?" tanya Tristan. "Maksudnya?" Nayla bingung.
"Kamu jadi vampire."
"Ta-tapi kenapa?" tanya Nayla, meminta penjelasan. "Cuma nanya, kok." Tristan tersenyum. Ia kembali menatap langit malam di atasnya. Nayla tersenyum, ia mendaratkan kepalanya di pundak Tristan. "Lagian aku juga mau ngerasain jadi vampire, kok." Tristan menoleh, lalu ia duduk.
Nayla hanya mengangkat bahunya heran, lalu mendaratkan kepalanya di paha Tristan. "Serius?" Nayla menggeleng, "Engga." Nayla tertawa kecil melihat perubahan ekspresi Tristan. "Boong kok. Dulu semenjak ketemu Sisi, aku selalu minta dia jadiin aku vampire, tapi dia nolak terus. Alasannya katanya itu sakit."
"Tapi pas aku gedean dikit, tepatnya pas SMP, aku mulai googling tentang vampire, dan akhirnya ngubah pikiran aku. Tapi sekarang, di saat aku mulai lebih besar, mulai banyak masalah, rasanya pengen jadi vampire." Tristan menatap Nayla selama Nayla bercerita. "Lagi ngomongin apa, sih?" tanya Sisi.
Digo datang, nafasnya tersenggal-senggal. "Kalian ini abis ngapain sih sampe keringatan? Abis ci-" Sisi cepat-cepat memotong perkataan Nayla. "Enak aja. Kita abis kejar-kejaran gara-gara Digo gamau diajak selfie," kata Sisi. "Kita belom foto," lanjut Sisi. "Udah tadi pas cemong," bantah Digo.
"Ngomong-ngomong soal pertanyaan lo tadi, Si. Kita lagi ngomongin tentang 'jadi vampire'," kata Tristan. "Lo mau jadi vampire, Nay? Bukannya waktu itu lo bilang lo-" Perkataan Sisi terputus akibat Nayla memotongnya. "Itu kan dulu."
Nayla menjelaskan kenapa ia kembali ke pemikiran awalnya. "Lo gak akan bisa lari dari masala, Nayla sayang," respon Sisi. "Gak enak jadi vampire." Itu respon Digo. "Kenapa enggak?" kata Tristan.
Mereka punya pendapat yang berbeda-beda. Nayla mulai bingung ingin menjadi vampire atau tetap manusia normal. "Udahlah. Gak usah dipikirin. Gue juga belom tau," kata Nayla menengahi debat ketiga temannya. "Lagian gue tau itu sakit."
"Kenapa kalian gak marah dengerin gue mau jadi vampire?" kata Nayla bingung. "Pertama, gue udah biasa. Kedua, gue gak heran. Ketiga, gue emang gak marah," jawab Sisi. Digo hanya menaikkan bahunya tak tau, sementara Tristan diam.
"Gue emang mau lo jadi vampire. Walaupun gam yakin," ucap Tristan setelah lumayan lama mereka terdiam. "Kenapa?" tanya Tristan saat ketiga temannya menoleh ke arahnya. "Gapapa," kata mereka bertiga serempak.
"Naylaaa! Happy birthdayy!" seru seseorang. Um, dua orang. Nayla menoleh. Galang dan Tobi rupanya. "Happy birthday Nayla!" seru Tobi heboh. Galang hanya diam.
Galang mengulurkan tangannya. "Selamat ulang tahun," ucapnya. Setelah mengucapkan kalimat itu, mulut Galang membentuk sebuah simpul; senyuman simpul. Nayla menyambutnya. "Makasih," kata Nayla. Setelah uluran tangan mereka terlepas, Galang bergenti, ia mengulurkan jari kelingkingnya.
"Sahabat?" Nayla berusaha memproses apa yang Galang lakukan. Oh. Ia baru ingat, Galang menembaknya waktu itu. Nayla tersenyum, lalu menyambutnya. "Sahabat." Galang pun menarik Nayla ke dalam pelukannya.
"Jadi manusia enak juga ya ternyata," bisik Nayla. Tristan menoleh. "Aku gak mau jadi vampire, ah," kata Nayla. Ia sedang berbicara pada Tristan sekarang. "Aku suka jadi aku, aku gak suka jadi orang lain. Ribet," lanjutnya. Tristan tersenyum, lalu mengangkat tubuh Nayla dan membawanya berputar-putar. Nayla hanya bisa tertawa.
"Aku sayang kamu," kata Nayla. "Aku juga," kata Tristan. Digo dan yang lainnya hanya bisa tertawa melihatnya. "Si kapan ya kita begitu?" cerocos Tobi. Digo langsung menoleh ke arah Tobi yang berdiri tepat di sebelah Sisi. Digo memberinya tatapan tajam. "E-eh i-iya ampun, Digo. Ampun," kata Tobi. "Makanya jangan godain gue," kata Sisi, lalu tertawa dan memeluk Digo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different Love Story
FanfictionCerita pertama di Wattpad aku, masih sangat amat abal. Silahkan kalau mau baca. :) *Tidak ada deskripsi, silahkan langsung baca.* {06-01-16 : #83 in Fanfiction}