SISI'S POV
Jadian sama vampire yang awalnya aku benci jadi membuat suasana sedikit... awkward.
"Kamu gapapa?"
Sekarang, aku dan Digo berada di sebuah taman di dekat rumahku. Nayla dan Tristan berada di dalam rumah, bersama Bunda.
"Gapapa kok. Cuma heran. Awal ngeliat kamu, aku bener-bener sukaaaa banget sama kamu. Pas dibawa ke rumah Tristan, jadi benci. Dan sekarang? Aku malah suka, bahkan sayang."
"Kalo boleh jujur, awalnya aku disuruh Tristan buat macarin kamu, biar Tristan bisa ambil darah Nayla. Tapi, aku nembak kamu tadi tulus, bukan dasar kemauan Tristan." ucap Digo, membuatku kaget.
"Tristan tadi bilang sama aku, dia emang suka Nayla. Cuma dia bingung, harus nembak Nayla atas nafsu atau cinta." lanjutnya.
"Kalo Tristan ngaku gentle, dia pasti nembak atas cinta, bukan nafsu. Kamu, contohnya. Atas dasar cinta, bukan nafsu atas darah."
"Kan kamu gapunya da....." Belum selesai Ali melanjutkan ucapannya, aku menginjak kakinya. Gatau diri apa dia!? Ini tempat umum! "da... da ayam," ucapku. "Benar kan?"
"Iya bener bener," ucapnya.
---
TRISTAN'S POV
Atas dasar cinta?
Apa cinta itu ada?
Apa cinta bisa membahagiakan?
Apa cinta tidak berujung pahit?
Aku tidak percaya cinta itu ada.
Aku tidak percaya cinta itu membahagiakan.
Aku tidak percaya cinta berujung manis.
Atas pengalamanku, terakhir kali aku jatuh cinta, itu membuatku sakit, bukan bahagia.
Sakit. Sakit hati.
---
SHORT PART (SORRY NOT SORRY)
Part selanjutnya;
Bakal diceritain masa lalu Tristan dalam 'percintaan'.
10 VOTES BUAT NEXT PART?
Sorry slow update.
Next update; tergantung mood (udah mau UKK juga, anak sekolah lah biasa.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Love Story
FanficCerita pertama di Wattpad aku, masih sangat amat abal. Silahkan kalau mau baca. :) *Tidak ada deskripsi, silahkan langsung baca.* {06-01-16 : #83 in Fanfiction}