"Eh kalian sudah pulang.." kata Bunda Jane sesampainya Nayla dan Sisi di rumah. "Hai, Bun," kata Sisi. "Gimana sekolahnya?" Kini, mereka bertiga duduk di sofa. Bunda Jane mengelus rambut kedua putrinya itu.
"Baik-baik aja, kok, Ma. Mama di rumah gimana?" kata Nayla. "Ga-gapapa. Ngerasa ada yang merhatiin aja, tapi pas lihat ke jendela, gak ada siapa-siapa."
Pikiran Sisi langsung mengarah pada, Galang. Ia berfikir itu ulah pasukannya. Galang adalah serigala. Dan Nayla tak tau itu. Ia hanya tau perihal Sisi, Digo, dan juga Tristan.
"Si?" Nayla melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sisi. Sisi melamun. "Eh i-iya?" Nayla menggelengkan kepalanya. "Lo kenapa, sih? Cerita dong sama gue," kata Nayla.
"Gapapa, kok. Kepikiran Digo aja kenapa hari ini dia diem," dusta Sisi. Nayla mengangguk mengerti. Walau wajahnya menampakkan ekspresi kebingungan.
"Bun, Sisi masuk, ya. Nay, makan, gih. Tadi lo di sekolah belom makan, kan? Kalo udah lo ke kamar, ya," kata Sisi. Nayla mengangguk. "Ma, temenin Nay masak yuk!" Bunda Jane mengangguk.
___
"Halo, Digo?" Sisi sibuk dengan laptopnya. Ia sedang skype dengan Digo dan juga Tristan. "Digo kamu marah? Kenapa, sih?" Sisi kebingungan melihat perubahan drastis Digo.
"Tristan! Digo kenapa?" Sisi mulai khawatir. "Gapapa, kok. Dia kalo lagi gak mood emang begitu, Si. Besok juga udah engga." Tristan mengucapkan itu dengan santai.
Kenapa mood Digo sedang jelek, ya? "Si! Lo dimana?" kata Nayla. "Di balkon, Nay! Balkon kamar!" teriak Sisi kencang.
"Suara lo kenceng amat sih, berisik tau gak?!" omel Nayla saat menyusul Sisi di balkon. "Takut lo gak denger," kata Sisi. "Gue gak budek," kata Nayla.
"Nay, mood Digo lagi jelek. Gue harus gimana, ya?" tanya Sisi. "Hm.... Cari tau hal yang bikin mood dia drop, hibur dia dengan hal yang dia suka, jangan coba-coba bercandain dia, apalagi sampe keterlaluan."
"Itu," kata Nayla mengakhiri kalimatnya. "Darimana gue tau hal-hal yang dia suka? Sama yang bikin dia badmood?" tanya Sisi.
"Tanya orang terdekat dia."
___
"Oh, gitu ya? Makasih, Tristan," kata Sisi semangat. "Udah? Sekarang lo siapin, pergi ke rumah Digo. Gue di sini aja sama Mama," kata Nayla.
"Makasih, Nay." Sisi memeluk Nayla erat. Nayla membalasnya. "Good luck," kata Nayla. "Makasih," bisik Sisi, lalu mengeratkan pelukannya kembali.
-
Baca cerita lain aku ya buat yang blm baca!
Cek works aku! Khususnya tolong baca "Detektif Ali" ya! Butuh readers banget, nih. Vote gak terlalu penting, yang penting itu readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Love Story
FanfictionCerita pertama di Wattpad aku, masih sangat amat abal. Silahkan kalau mau baca. :) *Tidak ada deskripsi, silahkan langsung baca.* {06-01-16 : #83 in Fanfiction}