Part 38

5.7K 357 0
                                    

"Forgive me, Nay?" kata Tristan. Ia berlutut. Ia mengeluarkan setangkai bunga dari jas yang dipakainya. Nayla ingin tersenyum. Namun ia tahan. Ia menoleh ke sembarang arah dan melihat..

Meja taman sudah dihias, ada kue ukuran kecil di sana. Juga ada sebuah poster yang bertuliskan 'Happy Birthday Nanay' dan ditanda-tangani oleh Sisi, Digo, Bunda Jane, dan Tristan. Di sana juga terpampang foto-foto Nayla. Juga foto mereka berempat saat di taman malam hari itu.

Nayla terus memandangi meja itu. Ia pun berjalan menghampirinya. Baru beberapa langkah, bunyi terompet sudah terdengar. "Happy birthday Nanay!" seru Sisi. Ia berlari, meninggalkan Digo yang sedang membenarkan letak topinya, juga Bunda Jane yang sedang meniup terompet.

Sisi memeluk Nayla erat. "Maaf ya kita semua udah rese sama lo," bisik Sisi. "Jadi semuanya ulah lo?" Nayla menoleh ke Tristan dan Digo, yang tampak mengangguk.

"Tristan?" Nayla menaikkan alisnya saat Sisi memanggil Tristan. "Jadi kemaren kita ngilang gara-gara ke taman, ngerencanain ini semua. Terus tadi sebelom ke rumah kamu aku ngedinginin mobil aku biar rencananya mulus."

"Terus pas di sekolah, karena mereka tau Liora suka sama aku, mereka berdua nyuruh Liora gandengan sama aku. Itu doang. Terus udah, deh," kata Tristan. Nayla mengangguk mengerti.

Tristan memeluk Nayla, erat. Nayla menatap Tristan. "Mata kamu rada bengkak, ya, Nay," kata Tristan. "Kan gara-gara kamu," balas Nayla. Lalu mereka berdua terkekeh. "Ehm." Bunda Jane.

"Udah mesra-mesraannya?" Semuanya tertawa. Lalu mereka berkumpul di meja di taman itu. Mereka menonton Nayla makan dan memotong kue. Nayla hanya makan dua potong. Selain karena ia kenyang, sisanya juga untuk perang kue.

Mereka tertawa melihat muka mereka berlima cemong. Hari itu ulang tahun terindah untuk Nayla. Dan juga Tristan.

Tawa mereka semakin terdengar saat Nayla berkata, "Yah gue gak jadi kabur, deh."

"Emang tadinya mau kabur, Nay?" tanya Bunda Jane. Nayla mengangguk. "Kabur kemana?" tanya Sisi. "Gatau. Pokoknya kepikiran mau kabur," kata Nayla. "Tapi gak jadi kan? Gara-gara aku di sini kan? Yakan yakan?" goda Tristan.

"Iih apaan, sih," kata Nayla seraya menepis tangan Tristan yang sedang mencolek dagunya. "Ih gitu," protes Tristan, lalu tertawa. Tawanya disusul oleh yang lain.

--

maaf part yang ini pendek, udah mentok :'')

udah mau tamat niyy :''') masih gatau endingnya gimana nih guys. tapi kayaknya happy tapi gatau deh:3 mau sad cuma gak jago, jadinya ya happy wae :3

makasih udah baca cerita absurd ini, dari readersnya banyak sampe dikit, dari votesnya banyak sampe dikit pake banget. makasih yang rajin vote&baca dari awal!^^

makasih jg yang udah masukkin cerita absurd ini ke reading list kalian! kusenang yeay^^

Different Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang