Different Love Story

Part 31

AUTHOR'S POV

___

Insting Sisi mengatakan bahwa seseorang mengikuti mereka. Mereka pun berhenti. Dari awal Sisi sudah mengira ia adalah Galang. Maka dari itu mereka berempat membuat siasat.

Galang terpaksa berhenti saat melihat Sisi dan Nayla duduk di bangku panjang. Tristan dan Digo entah dimana keberadaannya. Galang tersenyum. "Kesempatan bagus...."

Tristan dan Digo nyatanya bersembunyi di balik rumput di sebelah Nayla. Mereka sudah bisa menebak bahwa Galang mengikuti mereka dari gerak-geriknya.

"Eh, Nayla," kata Galang. "Eh, Sisi," kata Galang lagi. Cengiran mengembang di wajahnya. Nayla dan Sisi menoleh. Tak sampai semenit, Nayla dan Sisi tak mempedulikan kehadiran Galang.

"Nay, ini saatnya lo berkata jujur," bisik Sisi. Galang yang tak berkutik dari tempatnya menatap Sisi heran.

Nayla menghela nafas. "Lang.." panggil Nayla. "Iya, Nay?" kata Galang senang. "Gue mau jujur. Pertama, maaf gue gak bisa dan gak akan pernah bisa jadi pacar lo. Gue sayang sama Tristan. Kedua, jangan lo pikir lo keduluan sana Tristan. Nyatanya, dari dulu gue gak pernah anggep lo lebih dari sahabat," kata Nayla.

"Ketiga, mohon jangan ngikutin kita berempat kemanapun kita pergi. Kita semua tau, lo sama Tobi dan pasukan lo ngintai kita. Bye," kata Nayla. Ia menggandeng Sisi. "Tristan, Digo, ayo," ajak Sisi.

Galang diam mematung. Ia tak bisa berkata-kata. Sama sekali.

___

Keesokan harinya di sekolah, baik Galang maupun Nayla tak saling berbicara, bahkan menyapa. Seisi kelas heran, namun tidak dengan Sisi, Digo, dan juga Tristan.

"Lang, lo kenapa sih sama Nayla?" tanya Tobi saat istirahat. "Ha? Ga kenapa-napa. Kepergok ngikutin aja." Tobi mengangkat alisnya. "Masa?" Galang mengangguk. "Bodo!" Lalu Tobi tergelak sendiri.

--

Bulan puasa, jadi males ngetik panjang2. mungkin abis lebaran baru mulai panjang lg. hihihi

btw, setelah aku pikir-pikir, cerita ini tamat part 40an, gamau mikir cerita terlalu terbelit belit hehe