|| HP 35

242 38 4
                                    

Perhatian... part ini banyak kata kasar‼️

Sowry baru update skrg karena baru ada waktu buat nulis:(

Jangan lupa tinggalin jejak🤍

.
.
.

•HAPPY READING


"Gue kangen Pangeran."

"Lah, katanya mau move on?" tanya Kaluna heran. Pasalnya sudah satu bulan ini sahabatnya itu tidak pernah lagi membahas Pangeran. Bahkan Kaluna sempat mengira kalau Putri benar-benar sudah melupakan perasaannya.

"Tadinya iya, tapi pas gue ketemu dia hari ini, gue jadi kepikiran dia lagi," ucap Putri dengan lesu.

Putri memang membenci Pangeran karena kenyataannya, kakak laki-laki itu lah penyebab kematian sang Ayah. Tetapi meskipun begitu, perasaan kecewa dan benci yang ia miliki terhadap Pangeran tetap tidak bisa semudah itu menghilangkan perasaan cintanya yang lebih dulu tiba.

Satu bulan ini gadis itu memilih untuk melupakan Pangeran dan tidak mengingat nama cowok itu lagi. Semuanya berjalan lancar sebelum ia kembali melihat wajah cowok itu hari ini. Perkataan Xabiru waktu itu membuat Putri kembali berpikir, sepertinya tidak adil jika ia membenci orang yang tidak sepenuhnya bersalah atas sesuatu yang bukan dilakukannya.

"Ayo lah, jadi perempuan itu harus teguh pendirian. Ngapain gamonin cowok? Bumi punya banyak lelaki kalau lo tau."

Ia kira ia sudah berhasil melupakan Pangeran selama satu bulan ini. Tetapi kenyataannya menghapus perasaan terhadap seseorang yang kita sukai tidak semudah seperti kita membalikan telapak tangan, ia belum sepenuhnya melupakan Pangeran. Ia bingung sendiri dengan perasaannya. Haruskah ia merelakan semua yang terjadi atau justru melepaskan sesuatu yang sudah ia perjuangkan sejak lama?

"Lagian percuma kalo lo masih suka sama dia, Pangeran udah bahagia sama Kak Rinai."

Apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu benar. Mungkin, melupakan Pangeran adalah pilihan hal yang tepat. Mungkin, pada akhirnya mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Mungkin, semesta tidak merestui hubungan keduanya untuk menjalin bahagia.

Mungkin, memang lebih baik seperti ini, bersikap seolah tidak mengenal ketika sepasang mata mereka bertemu. Menjadi kedua insan yang tidak saling menyapa, walau pada kenyataannya selalu ada sesuatu yang ingin terucap dari bibir tersebut.

-oOo-

Di sebuah tempat yang sepi, tepatnya di belakang sekolah, Rinai berniat bertemu dengan lelaki yang semula mengirimkan pesan kepadanya untuk bertemu. Melihat cowok itu yang sudah tiba duluan disana membuat senyum kecil terbit diwajah Rinai. Ia berlari kecil menghampiri lelaki yang sudah menunggunya itu.

"Kenapa ngajak ketemu disini?" tanya Rinai begitu berhadapan dengan orang itu.

"Biar nggak ada yang liat."

Rinai terkekeh pelan. Perlahan, lelaki yang berdiri di hadapannya itu mengangkat tangannya, menggenggam tangan Rinai dengan tatapan yang tertuju menatap kedua mata gadis itu.

"Nai gue sayang sama lo."

Mendengar itu Rinai terdiam beberapa detik, hingga kemudian ia memberikan senyuman tipis. "Gue juga nyaman sama lo."

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang