•HAPPY READING•
"Pacar?" Beo Xabiru yang nampak terkejut melihat Pangeran menggandeng seorang perempuan dan memperkenalkan gadis itu sebagai pacarnya.
"Namanya, Rinai. Nai, ini sepupu gue," kata Pangeran sambil melirik Xabiru.
"Hai, Xabiru ya? Pangeran suka cerita tentang lo," ujar Rinai. Memang selama ini ia hanya beberapa mendengarkan Pangeran bercerita tentang sepupunya bernama Xabiru. Namun ini adalah pertemuan pertama bagi keduanya.
"Ah masa sih? Nge-fans ya lo sama gue?" Xabiru mengolok Pangeran dengan senyum jahil.
"Najis."
Hari ini kedua remaja itu berniat belajar bersama untuk ujian esok. Sebenarnya hal itu adalah bagian yang direncanakan oleh Rinai, alasan utamanya agar ia bisa menghabiskan banyak waktu dengan Pangeran.
"Ngaku aja kali buktinya lo sering nyeritain gue, tuh."
"Ngapain sih lo nangkring dirumah gue mulu? Nggak punya rumah?" Pangeran memutar bola matanya malas. Pasalnya cowok itu bersikap seakan-akan rumahnya ini adalah rumahnya juga yang bisa ia datangi sesuka hatinya.
"Sialan. Gue 'kan, anak tunggal. Sepi dirumah, enakan disini gue bisa ketemu ayang Olla." Xabiru menyengir. Memang, ia tidak mempunyai saudara kandung seperti Pangeran. Oleh karena itu, sejak kecil hubungannya dengan keluarga Pangeran sangat dekat. Meskipun itu hanya berlaku untuk dirinya, bukan untuk kedua orang tua mereka.
Pangeran kembali memutar bola matanya malas. Bukannya tidak suka jika Xabiru main kerumahnya, hanya saja cowok itu bosan melihat wajah Xabiru hampir setiap hari.
"Gue mau belajar sama Rinai. Nggak usah ganggu lo. "
Xabiru hanya mangut-mangut mengerti. Ia juga tidak tertarik mengganggu mereka berdua. Melihat kedua remaja itu pergi membuat Xabiru berfikir sesuatu, lebih tepatnya teringat seseorang. Jika mereka beneran berpacaran, lalu bagaimana perasaan Putri nantinya?
Cowok itu mengangkat bahunya acuh, lantas ia pergi ke dapur karena ingin mengambil minum.
"Ru, sekalian bikinin minum buat gue sama Rinai."
"Sialan." Tau begitu lebih baik ia bermain bersama teman-temannya daripada harus menjadi babu bagi orang yang sedang berpacaran. Masa bodoh, ia pura-pura tidak mendengar suara Pangeran.
Khawatir jika Xabiru tidak mendengar ucapannya karena tidak ada balasan dari cowok itu, maka Pangeran berjalan ke dapur untuk memastikan. Disana ia melihat Xabiru sedang duduk santai sambil memakan bolu yang semula diambilnya dari kulkas.
"Lo nggak denger?"
"Apa?" jawabnya santai.
"Ck, nggak jadi."
Xabiru tertawa kecil melihat wajah kesal cowok itu. Saat Pangeran sedang sibuk membuat minuman Xabiru lantas bersuara. "Lo serius pacaran sama dia?"
"Iya, kenapa?"
"Gue kira lo suka sama Putri."
Pangeran menatap Xabiru. Beberapa detik setelahnya ia kembali melanjutkan aktivitasnya. "Nggak pantas kalo gue jatuh cinta sama anak dari seseorang yang udah meninggal karena kakak gue sendiri, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Pangeran!
JugendliteraturPutri sangat menyukai Pangeran, wakil ketua paskibra di sekolahnya sejak pertama kali melihat cowok itu. Ia kira, mendapatkan hati cowok friendly itu mudah tapi ternyata tidak. Ia perlu melakukan banyak cara untuk menarik perhatian Pangeran. Tapi si...