•HAPPY READING•
Sambil meneguk minumannya Putri berselonjor di pinggir lapangan basket ditemani Kaluna di sebelahnya. Latihan sudah selesai namun beberapa dari mereka tidak langsung pulang salah satunya mereka berdua. Putri mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangan. Sedangkan Kaluna mengipasi wajahnya dengan topi yang ia bawa.
"Jam berapa, Lun?"
"Sebelas lewat lima."
Putri membulatkan mulutnya. "Mau pulang sekarang?"
"Ayo deh, keburu siang nanti tambah panas."
Putri mengangguk kemudian meraih totebag nya kemudian berjalan menuju lantai satu karena lapangan basket berada di lantai dua. Setelahnya ia menghampiri motor Kaluna di tempat parkir.
Saat di pertengahan jalan tiba-tiba motor Kaluna mati kemudian ia menepikan motornya di pinggir jalan. Putri turun dari motor sedangkan Kaluna mencoba menyalakan lagi motornya namun tidak bisa.
"Gimana dong?" tanya Putri panik.
Kaluna mencoba sekali lagi namun motornya belum juga nyala. Ia bingung harus bagaimana. Putri mondar-mandir sambil menggigit jari seperti orang idiot.
"Bantuin gue njir, bukan mondar-mandir kayak gitu!" Kaluna kesal.
"Gue harus gimana, hah?" Putri juga bingung. Ia melirik sekitar jalan yang ramai. Mereka hanya melihat tanpa ada niatan membantu. Jaraknya dengan sekolah belum terlalu jauh. Tapi tidak mungkin jika mereka kembali lagi ke sekolah dan meminta bantuan.
"Ya apa kek kasih gue solusi. Lo mau pulang jalan kaki?"
"Kita tanya bapa itu aja. Ayo kesana!" Putri menunjuk seorang bapa-bapa yang duduk di sebuah kedai es kelapa. Kaluna turun dari motor kemudian mendorongnya.
"Permisi, Pak."
Bapak itu menoleh dan tersenyum ramah. "Iya kenapa dek?"
"Hmm ini motor temen saya mogok terus nggak bisa nyala. Boleh minta tolong nggak Pak?" tanya Putri.
"Oh, boleh-boleh. Sini bapak coba nyalain," katanya.
Bapak itu menghampiri motor Kaluna kemudian menyelanya agar bisa nyala namun sudah dicoba berkali-kali belum juga nyala. Kedua gadis itu semakin bingung.
"Aduh, Neng. Ini mah kayaknya aki dalemnya yang bermasalah. Kalian bawa ke bengkel aja Neng soalnya nggak bakal bisa nyala kalo disela."
"Oh yaudah saya bawa ke bengkel aja Pak makasih ya."
"Mau bapak bantu nggak Neng?"
"Nggak usah gapapa, Pak."
"Yaudah hati-hati Neng. "
Kaluna tersenyum singkat kemudian mendorong mulai mendorong motornya pelan-pelan. Putri membantu mendorong dari belakang. Lokasi bengkel di daerah sini sebenarnya tidak terlalu jauh tapi tetap menguras tenaga banyak jika mereka mendorongnya sampai tempat tujuan. Terik matahari mulai terasa menyengat. Dua gadis itu berjalan sesekali menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Pangeran!
Teen FictionPutri sangat menyukai Pangeran, wakil ketua paskibra di sekolahnya sejak pertama kali melihat cowok itu. Ia kira, mendapatkan hati cowok friendly itu mudah tapi ternyata tidak. Ia perlu melakukan banyak cara untuk menarik perhatian Pangeran. Tapi si...