|| HP 37

250 35 18
                                    

•HAPPY READING•


"Gue lupa," ujar Putri frustasi. Pasalnya gadis itu lupa membawa baju olahraga. Bisa-bisa ia kena semprot Pak Solehin dan berakhir memutari lapangan serta tidak diizinkan mengikuti pelajaran olahraga hari ini.

"Kebiasaan lo, mah." Kaluna yang sudah hafal kecerobohan temannya itu hanya bisa menggelengkan kepala.

"Terus gimana dong, Lun?"

"Ya udah, nasib."

"AYO CEPAT YANG BELUM GANTI BAJU, SEGERA! 5 MENIT LAGI HARUS SUDAH BERKUMPUL DI LAPANGAN." Teriakan Pak Solehin semakin membuat Putri dilema. Mau tidak mau ia harus terima jika nantinya ia mendapat hukuman.

Putri hanya bisa menghembuskan nafasnya ketika melihat teman-temannya yang perlahan sudah pergi ke lapangan.

"Udah gapapa, bilang aja lo lupa." Kaluna menarik tangan gadis itu.

"Lun, gue pura-pura sakit aja, deh! Izinin gue ya, bilang gue ada di UKS, oke?" Belum sempat mendengar jawaban dari Kaluna, gadis itu sudah mengangkat kakinya hendak pergi.

"Eitss!" Tubuh Putri tertarik ke belakang ketika seseorang menarik ujung seragamnya. Bukan Kaluna, melainkan seorang cowok dengan tampang menyebalkan yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Apaan, sih! Emang gue kucing!"

"Mau kemana? Gue bilangin Pak Soklin lo, ya, kalau bolos!" Alfa memasang wajah tengilnya. Tak lupa dengan panggilan Soklin untuk guru laki-laki itu. Kurang ajar memang.

"Gue... nggak bolos," jawabnya gelagapan.

"Alah, lo itu tukang lupa! Nih pake biar nggak dihukum." Alfa menyodorkan seragam olahraga, membuat kening Putri berkerut heran.

"Punya siapa?" Pasalnya cowok itu sudah mengenakan seragam olahraga, lalu dari mana seragam itu.

"Punya temen gue."

"Kok bisa—"

"Banyak omong, lo! Mau apa nggak? Kalo nggak mau yaudah, gue balikin ke orangnya."

"Ehh, bentar-bentar! Emang dia nggak olahraga?"

Alfa menyunggingkan senyum tipisnya. "Nggak, gue tau lo nggak bawa baju jadi gue pinjemin punya dia. Kurang beruntung apa lo punya ketua kelas yang peduli lingkungan kayak gue?"

"Aaaa, demi apasih! Makasih yah! Mwahh!" Putri hendak menerjang cowok itu, Alfa bergidik ngeri dan segera menjauhkan tubuhnya. Sial, ia sangat takut ketempelan manusia sejenis Putri ini.

"Udah sana ganti baju, keburu di omelin!" kata Kaluna yang sejak tadi hanya menyimak.

"Siap!"

Sementara beberapa meter dari ketiga orang itu, Pangeran tersenyum senang karena Putri mau menerima baju miliknya. Kebetulan sekali hari ini ia juga ada jadwal pelajaran olahraga, namun berbeda jam. Ketika tak sengaja mengetahui kalau gadis itu lupa membawa baju olahraga, Pangeran berinisiatif menitipkan bajunya ke Alfa agar diberikan kepada gadis itu. Masalah baju gampang lah, Pangeran tidak keberatan jika nanti ia harus dihukum.

-oOo-

Semenjak acara menembaknya itu gagal, Shaka tidak pernah menghubungi Putri lagi. Ntah karena malu atau merasa bersalah, Putri juga tidak terlalu memperdulikannya. Tetapi saat ini keduanya tak sengaja berpapasan sehingga membuat pandangan keduanya bertemu. Hanya beberapa detik sebelum gadis itu kembali fokus ke beberapa barang yang ada di tangannya.

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang