|| HP 40

195 28 4
                                    

Aku mau up kok error yakkk

Di kalian aman nggak gais? Ini beberapa kali ke unpub karena error

Jangan lupa vote nya yaw cintaaa❤

.
.
.

•HAPPY READING•

"Bun, kalau Putri pergi ke Jogja bareng anak paskib boleh nggak?"

"Ke Jogja? Jauh banget."

"Iya, Putri kepilih jadi perwakilan kelas sepuluh untuk dampingi kakak senior paskib lomba di Jogja. Ada Kaluna sama Senja juga, kok. Nggak sendirian. Boleh, ya, ya?" Putri menyentuh lengan Kirana dengan tatapan memohon. Berharap Kirana berbaik hati mengizinkannya pergi ke kota yang katanya penuh kenangan itu.

Kemarin saat latihan ia dipilih sebagai perwakilan junior yang akan ikut ke Yogyakarta bulan depan. Kehadiran mereka di sana bukan hanya sekedar mendampingi namun hal itu bisa menjadi pengalaman bagi mereka yang belum pernah mengikuti lomba seperti itu. Selain itu juga tentu saja Gardapati memerlukan suporter terbaiknya.

Beruntungnya lagi tidak hanya ia sendiri, melainkan bersama Kaluna dan Senja. Sementara untuk laki-lakinya hanya dua orang. Jadi total keseluruhan perwakilan junior hanya lima orang yang pergi. Mendengar itu jelas membuat Putri sangat antusias. Namun meskipun begitu ia harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Bunda.

"Jogja itu nggak deket, loh. Bunda khawatir kalau kamu jauh dari jangkauan Bunda," ujar Kirana memberi pengertian. Bukanya tidak ingin memberikan izin, tetapi ia pasti akan merasa khawatir nantinya.

"Ayo lah, Bun. Cuma tiga hari aja, kok. Janji deh, nanti Putri sering-sering ngabarin Bunda." Putri melebarkan senyumnya sembari mengangkat jarinya berbentuk peace.

"Tuh, kan. Tiga hari lagi, lama tau."

"Sebentar, ih."

"Ada Kaluna juga, Bun."

Mendengar nama gadis itu membuat Kirana sedikit lega. Setidaknya ada seseorang yang ia kenal bersama dengan Putri nantinya. "Yang lomba kakak kelas kamu, kan? Pangeran?"

Putri menggigit bibir bawahnya. Perlahan ia mengangguk. "Iya."

"Pantes kamu semangat."

"Bukan karena dia, kok. Kalau Bunda nggak ngizinin nggak apa-apa."

"Bunda izinin karena ada Luna."

Putri melebarkan matanya, lalu tersenyum lebar. "Beneran?!"

"Iyaa."

Senyuman di wajah gadis itu hanya berlaku beberapa detik. Putri kembali merubah ekspresi wajahnya ketika mengingat sesuatu. "Kemarin, kenapa Bunda langsung kasih izin waktu Kak Pangeran ke rumah?"

Kirana menaikan alisnya. "Emang maunya Bunda larang?"

"Ih, bukan. Kirain Bunda nggak suka kalau aku berhubungan sama dia."

"Tadinya begitu. Tapi setelah Bunda pikir, membenci seseorang akibat kesalahan di masa lalu nggak ada benarnya. Semua yang udah terjadi, nggak akan bisa ngerubah kenyataan. Tugas kita hanya memaafkan dan menerima."

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang