|| HP 28

333 67 35
                                    

Siap-siap baca part ini, jangan tantrum jangan galau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siap-siap baca part ini, jangan tantrum jangan galau

Jangan lupa vote ya cinta❤

Seneng gak double up?

Yang sider semoga diberi hidayah...

HAPPY READING•


Pangeran tidak semangat bersekolah hari ini. Ia hanya memperhatikan papan tulis dengan ogah-ogahan. Ketika bel istirahat berbunyi ia dengan semangat keluar kelas. Pandangannya tertuju kearah lapangan, entah kenapa ia ingin bermain bola. Kebetulan sekali ada beberapa anak laki-laki yang sedang bermain bola. Cowok itu bergabung dengan mereka.

Beberapa menit berlalu ia merasa lelah bermain. Tubuhnya juga sudah mulai berkeringat. Pangeran duduk di pinggir lapangan sambil menselonjorkan kakinya. Ia menormalkan nafasnya sambil melamun. Disaat sedang melamun itu tiba-tiba ia teringat obrolan antara dirinya dan sang Papa kemarin sore.

Pangeran berniat menemui Rajendra di ruang kerjanya selagi Papanya ada dirumah. Ia mengetuk pintu beberapa kali hingga terdengar balasan dari dalam yang menyuruhnya masuk.

Pangeran menatap Papanya yang terlihat sedang mengerjakan sesuatu di laptop. Rajendra hanya melirik Pangeran sekilas, lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

"Pah."

"Ada apa?"

"Ada yang mau Pangeran tanyain."

Rajendra menghela nafas pelan. Ia menjauhkan tubuhnya dari laptop. Ia menatap Pangeran dan seolah meminta cowok itu mengatakan maksudnya.

"Tante Kirana, tetangga kita yang punya butik bilang kalo Papa pernah borong baju disana buat karyawan Papa. Bisa jelasin?"

Rajendra tidak langsung menjawab perkataan Pangeran. Beberapa detik kemudian ia tersenyum miring. "Papa hanya melakukan apa yang harusnya Papa lakukan."

"Maksudnya?"

"Kamu nggak perlu banyak tau, ini urusan Papa."

"Kenapa Pangeran nggak boleh tau?" Wajah cowok itu terlihat serius.

Ia terkekeh pelan. "Papa nggak selingkuh kan?"

"Jaga bicara kamu!" Rajendra memukul meja dengan kencang. Menurutnya Pangeran cukup lancang mengatakan hal itu kepadanya. Kehilangan sosok Rinjani yang sehat saja sudah membuat dirinya kehilangan setengah hidupnya. Ia sama sekali tidak punya niat untuk mencari perempuan lain.

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang