|| HP 24

350 93 42
                                    

Buat yang udah baca sampe sini tapi nggak pernah ngasih vote, heh mau gue sleding lo?!😠😠

sumpah kesel arghhh, jangan jadi silent readers dong gaiss😩

.
.
.

HAPPY READING


Putri menatap lelaki di depannya ini dengan takjub. Orang gila mana yang makan seblak pakai gula? ya, Xabiru orang gilanya. Tetapi yang ditatap nampak acuh, ia asik memakan seblak miliknya dengan nikmat.

"Aneh banget makan seblak pake gula."

"Lah aneh kenapa? orang enak," jawab Xabiru.

"Rasanya jadi manis kan? seblak tuh identik sama rasa asin dan pedes. Ini lo kasih gula," ujar Putri.

"Ya nggak manis banget, emangnya gue nuangin gula seabrek-abrek? kan satu sendok doang."

"Tetep aja, nggak enak!"

"Bacot, gue yang makan ngapa lo yang ribet?"

Putri memanyunkan bibirnya kesal. Ia memilih untuk fokus memakan seblak miliknya. Ternyata ide Xabiru kali ini cukup membantunya, ia bisa melupakan rasa sedihnya ketika makan seblak.

"Lo udah jadian?"

"Hah?"

"Tadi lo bilang doi suka sama kadonya, berarti kalian udah jadian?"

"Belum."

"Kok belum sih?"

"Gue belum tembak."

"Bego."

Xabiru membalas dengan cengiran. "Santai aja, gue nggak mau buru-buru. Lagian gue yakin dia juga sama gue."

Putri menggeleng tak percaya. Lelaki di hadapannya ini sangat percaya diri. "Kepedean lo."

"Jelas, secara gue ganteng, baik, keren, anak geng–" Xabiru reflek menghentikan ucapannya ketika tersadar sesuatu. Sementara Putri menaikan alisnya.

"Anak geng?"

"Geng Z! Itu maksud gue, yakan anak gen Z mana yang nggak keren coba?"

"Yayaya, semerdeka lo aja."

Xabiru tersenyum tipis. Ia merutuki mulut bodohnya yang hampir saja keceplosan.

"Ngomong-ngomong sejak kapan kita deket, Ru?" tanya Putri tiba-tiba. Sebelumnya ia dan Xabiru kenal lewat insiden tidak sengaja. Lalu sekarang mereka terlihat seperti berteman dekat.

"Maksudnya?"

"Iya, pertama lo minta temenin gue nyari kado, terus sekarang lo ngajak gue kesini. Lo nggak naksir gue juga kan?"

Xabiru reflek terbatuk begitu mendengar perkataan gadis itu. Ia menarik tisu dan mengusap bibirnya yang basah. "Pd banget anjir!"

"Yaa... siapa tau."

"Mungkin karena lo deket sama sepupu gue? gue jadi pengen temenan sama lo."

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang