•HAPPY READING•
Seorang gadis cantik dengan bandana biru itu mulai membuka mata ketika hidungnya mencium aroma kas minyak kayu putih. Sementara di samping kiri gadis itu seorang cowok terus mendekatkan ujung botol minyak kayu putih agar Putri bangun.
Setelah matanya terbuka sempurna Putri terkejut setengah mati melihat orang di sampingnya. Tunggu, dia tidak sedang mengalami kisah Putri salju kan?!
Dimana yang Putri pingsan kemudian seorang Pangeran datang lalu memberinya ciuman singkat yang membuat Putri salju terbangun dari tidurnya.
"Lo udah sadar?"
Suara berat itu membuyarkan segala lamunan Putri. Ia menatap cowok tampan di depannya dengan jantung yang berdegup kencang. Melihat wajah Pangeran dari bawah membuat kondisi hatinya tidak stabil.
"Ah, iyaa." Putri gugup ditatap Pangeran. Apalagi saat ini mereka hanya berdua di dalam UKS.
"Kenapa bisa pingsan?"
"Mungkin karna belum makan terus tadi lari-larian, Kak." Jawab Putri pelan karena kepalanya masih sedikit pusing.
Pangeran berdeham kemudian meraih satu plastik berisi roti dan sekotak susu diatas meja kemudian memberikannya ke Putri. "Nih, makan dulu."
"Eng, ini Kak Pangeran yang beli?"
"Iya lah emang siapa lagi?"
Bukanya menerima plastik tersebut Putri malah tersenyum lebar. "Kak Pangeran udah suka sama Putri ya?"
Cowok itu mengerutkan kening. "Ngasih makanan tandanya suka?"
"Ya nggak sih. Tapi itu artinya Kak Pangeran peduli sama Putri, dan peduli itu artinya sayang. Iyakan? Kak Pangeran udah sayang sama Putri dong?!"
"Peduli itu wajar, bukan berarti sayang. Gue beliin roti biar lo nggak mati kelaperan, kan nggak lucu nanti yang di salahin malah gue."
Putri cengengesan kemudian menerima kantung plastik yang disodorkan oleh Pangeran. "Terus kapan sayangnya?"
"Nggak tau."
"Ngga tau berarti mau?!"
Pangeran gelagapan sendiri. Sepertinya ia salah bicara. Astaga gadis ini benar-benar menguji kesabarannya. Padahal cowok itu ada disini dan memberi makanan memang karena rasa kasihannya sebagai lelaki, bukan karna Pangeran menyukai gadis itu.
"Gue nggak suka sama lo dan nggak akan pernah suka."
"Ta—"
"Mending lo makan gue mau ke kelas." Pangeran menyampirkan tas nya lalu pergi dari UKS. Sebenarnya ia ingin meninggalkan gadis itu sedari tadi, namun mengingat gadis itu pingsan saat bersamanya membuatnya tak tega dan memilih menunggu Putri sadar.
Putri senyum-senyum sendiri sambil memandang kantung plastik di tangannya. Ia tak berniat makan, mungkin ia akan makan nanti saat di kelas. Ia berjalan menuju kelasnya sembari memegang pergelangan tangan kirinya yang tadi di pegang oleh Pangeran. Gadis itu terus berjalan dengan senyum manis yang tercetak jelas di wajah cantiknya.
"Pokonya gue nggak mau cuci tangan ini sampe kapanpun!"
Putri mempercepat langkahnya menuju kelas, takut-takut jika ia bertemu lagi dengan Bu Kuki dan berakhir mendapat hukuman di pagi hari.
"Eh tapi... kalo gue masuk kelas nanti bakalan dihukum juga dong sama Bu Dwi? aduh gimana dong," ujar Putri memperlambat langkah nya ketika sudah sampai di depan kelas yang betuliskan 10 IPA 3.
Mata nya menatap ragu pintu coklat yang menjulang tinggi di depannya. "Masuk nggak ya?"
"Kalo nggak masuk masa gue bolos? Nanti kalo Bunda tau terus gue di cincang gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Pangeran!
Fiksi RemajaPutri sangat menyukai Pangeran, wakil ketua paskibra di sekolahnya sejak pertama kali melihat cowok itu. Ia kira, mendapatkan hati cowok friendly itu mudah tapi ternyata tidak. Ia perlu melakukan banyak cara untuk menarik perhatian Pangeran. Tapi si...