|| HP 12

420 119 78
                                    

•HAPPY READING•

Bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu. Putri berjalan keluar perpustakaan dengan tas di punggungnya. Ia benar-benar melewatkan pelajaran hari ini. Saat di koridor, tak sengaja ia berpapasan dengan Kaluna.

"Kemana aja lo? Nggak bales WhatsApp gue lagi. Sombong amat!" Kaluna memasang wajah tak bersahabat ketika berjalan di samping Putri. Sementara yang di tanya hanya cengengesan seolah merasa tidak ada yang salah.

"Eh, iya. Beneran tadi Kak Shaka nanyain gue?" Putri bertanya pada Kaluna. Ia masih belum benar-benar percaya dengan sahabatnya itu. Karna untuk apa Shaka mencarinya bahkan sampai ke kelas gadis itu. Ia merasa tidak ada urusan dengan cowok itu.

"Dibilangin juga. Buat apa coba gue bohongin lo?!"

"Yeh nggak usah ngegas kali!"

"Tadi tuh dia nanya gini 'Putri mana?' apalagi mukanya tuh, duh gantengnya gak ketulungan! Mana suaranya ganteng banget, parah! Terus gue jawab nggak ada. udah deh dia pergi, nggak tau kemana." Kaluna menceritakan semua kejadiaannya secara rinci.

"Jelasin ke gue lo ada hubungan apa sama ayang Shaka?!" Kaluna menatap Putri dengan curiga. Selama ini dia nge-crushin si Shaka, masa iya si crush malah deket sama bestinya sendiri.

"Suer, gue nggak ada apa-apa! emang sih akhir-akhir ini dia suka ngechatin gue, tapi gue bales seadanya aja kok."

Kaluna menghela nafas lesu. "MASA IYA DIA SUKA SAMA LO?"

"Lun, sabar Lun. Gue nggak tertarik sama dia sumpah! Kita bicarakan baik-baik, Lun."

"Halah kecewa hatiku."

"KALUNA!!"

Putri berlari mengejar Kaluna, ia seperti orang gila berlarian dan berteriak memanggil nama gadis itu. Namun Kaluna sudah terlanjur pergi menaiki mobil jemputannya.

Sialan si Shaka itu, bikin gue berantem aja!

"Put."

Panjang umur, orang yang barusan ia sebut di dalam hati kini berasa di hadapannya.

"Kenapa, Kak?"

"Tadi gue ke kelas lo tapi lo nggak ada, terus kata Pangeran dia nyuruh lo beresin perpustakaan jadinya gue kesana deh terus gue liat lo tidur nggak tega bangunin nya jadi gue bawain roti sama susu. Udah lo makan?"

Ah, ternyata dari Kak Shaka. Putri mengangguk. "Udah, makasih kak."

"Sama-sama."

"Btw ada perlu apa kak?"

"Gapapa sih. Lo serius nggak mau masuk OSIS nih?"

Putri mengerutkan keningnya. Kenapa kesannya cowok itu seperti memaksa ya? padahal kan dirinya sudah bilang kemarin kalau ia tidak berniat masuk ke organisasi itu.

"Nggak."

"Padahal banyak yang setuju loh kalo lo masuk."

Putri tersenyum terpaksa. Ia merasa tidak nyaman dengan obrolan ini. "Banyak?"

"Iyaa, gue ada nyaranin lo gitu ke mereka, terus mereka setuju kok. Sayang banget lo nggak mau nyoba."

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang