|| HP 32

210 39 5
                                    

•HAPPY READING•


Pangeran buru-buru pergi lapangan basket sesuai informasi dari dua siswi yang mengobrol di depan kelasnya tadi. Sesampainya disana lapangan sudah ramai, dan ada dua orang yang berdiri di tengah lapangan.

Karena tidak mau ditinggal sendirian akhirnya Rinai mengikuti cowok itu, ia mengekor di belakang Pangeran tanpa bertanya sesuatu. Namun sesampainya disana Rinai dibuat heran, ia menyentuh tangan kekasihnya.

"Ran ayo pulang, ngapain sih kesini?"

"Diem, Nai." Cowok itu melepaskan tangan Rinai. Lalu fokus menatap ke depan.

"Kalo lo terima gue, lo ambil ini. Tapi kalo nggak, lo bisa buang."

"Terima, terima, terima!!"

Pangeran mengepalkan tangannya. Wajahnya terlihat seperti orang menahan emosi. Tanpa berfikir panjang ia berlari membelah kerumunan itu.

"Jangan lo terima!"

Ia menarik tubuh Putri agar gadis itu berdiri di sampingnya. Lalu Pangeran melangkah maju, mencengkram kerah baju milik Shaka. Mereka yang melihat itu berteriak panik.

"Bangsat lo!" Satu pukulan melayang mengenai wajah Shaka hingga cowok itu terhuyung ke samping.

"Eh apaansih! Kak Pangeran ngapain, sih?" Putri mendorong tubuh Pangeran dengan marah. Ia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran cowok itu.

"Gue udah bilang jauhin dia!"

Plakkk!

"Lo nggak punya hak buat ngatur gue! Lagian urusan sama lo apa? Belum puas yang kemarin? Udah lah, Kak. Lo udah punya cewek, nggak usah ngurusin hidup gue." Putri yang sudah teramat kesal itu reflek mengubah gaya bahasanya menjadi lebih sarkas.

"Sialan lo!" Rinai menampar pipi Putri, tidak terima atas perlakuan gadis itu terhadap kekasihnya.

"Nai!" Sentak Pangeran.

"Nggak usah kasar ke dia, anjing." Shaka menahan tubuh Putri. Menatap Rinai dengan tajam.

"Ngapain sih kamu ikut campur urusan mereka?" Rinai bertanya tak mengerti.

Alih-alih menjawab pertanyaan Rinai, cowok itu justru kembali menatap Shaka dengan tatapan tajam. "Asal lo tau, dia cuma jadiin lo bahan taruhan. Itu kenapa gue nyuruh lo buat jauhin dia."

Deg.

Putri menutup mulutnya dan menjauhkan diri dari Shaka. Ia menatap cowok itu dengan tatapan tak percaya.

"Put, gue bisa jelasin."

"Jadi bener?" tanyanya lirih.

"Nggak–"

"Ngaku aja anjing!" Pangeran kembali memukul cowok itu. Kesal karena Shaka tidak mendengarkan ucapannya untuk berhenti.

"Oke, gue jujur awalnya emang gue taruhan sama temen gue tapi demi tuhan, Put. Setelah kenal lo, gue jadi beneran suka sama lo. Gue udah ngaku kalah sama taruhan itu!"

Hello, Pangeran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang