Salma dan Rony sudah berada di dalam studio musik. Mulai kembali mengerjakan lagu yang beberapa kali sempat tertunda penyelesaiannya.
Lirik yang sudah rampung sekarang mulai dipadukan dengan melodi yang cocok untuk dinyanyikan berdua.
Sekalipun lagu ini dikerjakan tanpa batas waktu, tapi mereka berdua benar-benar serius mengerjakannya. Di mini album duet mereka terdahulu, jujur saja tidak semua keinginan mereka bisa tersalurkan. Maka di kesempatan kali ini, mereka ingin membuat sesuatu yang memang mencerminkan musik mereka berdua.
Salma si penutur dan Rony dengan karakter slow rock.
Detik demi detik berlalu, mereka berdua lebur dalam kebersamaan yang sangat mereka nikmati. Membuat karya bersama. Walau terkadang ada saja hal kecil yang mereka debatkan.
"Ini bakal keren banget sih," seru Salma sambil bertepuk tangan.
Mereka baru saja selesai menyanyikan lagu yang baru saja rampung. Rony yang memegang gitar tersenyum lebar. Melihat Salma senang selalu mampu membuatnya ikut senang.
"Nanti aku bikin musiknya dulu, aku rekam." Ucap Rony sambil terus menatap Salma. "Terus kita rekaman, abis itu aku kasih demonya ke label."
Salma menghela napas, "Kira-kira label setuju gak ya kita bikin single duet?"
"Setuju," sahut Rony. "Aku sama Bang Yuda udah ada omongan ke label soal duet kita." Jelas Rony.
"Mereka setuju?"
"Iya, Salma." Ucap Rony lembut. "Mereka udah setuju, beres. Mereka cuma tinggal nunggu demo dari kita."
"Kapan ngomongnya, kok aku gak dikasih tau sih." Protes Salma.
"Kak Dewi gak cerita?" Tanya Rony.
Dewi adalah manager Salma. Yang sudah membersamai karir Salma semenjak selesai ajang pencarian bakat yang dulu mereka ikuti. Seperti halnya Yuda yang sudah bersama Rony selepas idol.
"Enggak, cuma ada cerita kalau kamu mau ngajak duet doang waktu itu. Gak ada cerita kalau udah ada omongan ke label."
Rony mangut-mangut, "Males kali dia cerita ke kamu."
"Rony," dengus Salma kesal. Urusan memancing emosi Salma, Rony memang jagonya dari dulu, tidak berubah.
"Becanda, Sal." Ucap Rony lembut. "Sekarang udah tau kan. Jadi aku harap kamu seneng."
"Ya seneng lah," ucap Salma.
Iya, Salma benar-benar senang.
Soal projek duet mereka, ternyata Rony sudah bergerak jauh. Ia kira mereka berdua harus membahas hal itu terlebih dahulu. Dan tentu saja tidak semudah itu agar label tempat mereka bernaung setuju dengan konsep duet mereka kali ini.
Kalau duet mereka dulu, itu adalah duet yang memang ditawarkan pada mereka. Mereka yang disodorkan konsep. Konsep yang tentu saja tidak langsung mereka setujui begitu saja. Tapi setelah beberapa kali diskusi. Terjadilah duet itu.
Duet jebolan idol yang bisa dibilang fenomenal. Bagaimana tidak, setelah lagu mereka rilis. Lagu itu dengan cepat populer, menjadi trending di mana-mana. Menembus aneka chart lagu di berbagai platform musik.
Rencana awal yang hanya merilis satu single duet berubah menjadi mini album berisi empat lagu. Dan sesuai harapan, mini album tersebut sukses di pasaran. Duet mereka menjadi duet terbaik di tahun itu.
Berbagai penghargaan musik bahkan sempat mereka raih lewat lagu duet yang mereka bawakan. Bisa dibilang, duet mereka saat itu adalah salah satu bagian terbaik dari karir bermusik keduanya.
"Oke," ucap Rony. "Buat hari ini urusan projek duet udahan dulu ya."
Salma mengangguk, "Laper, Ron."
"Masak gih," tukas Rony.
"Ketagihan aku masakin ya, hayo ngaku." Ucap Salma sambil menunjuk Rony dengan ekspresi senyum lebarnya.
"Kalau iya kenapa?" Rony memajukan wajahnya ke arah Salma.
"Ya gak kenapa-kenapa," sahut Salma sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tiba-tiba saja pipinya terasa panas.
"Blushing," ucap Rony disertai tawa. Lantas ia bangkit dari duduknya menuju pintu keluar studio.
"Rony apaan sih," lengking Salma. Ikut bangkit dari duduknya, menyusul Rony yang sudah lebih dulu keluar.
***
Mobil Rony baru saja menepi di depan rumah Salma. Sepanjang jalan tadi mereka berdua tidak henti berbagi tawa, setelah sekian tahun. Setelah banyak hal yang terjadi. Setelah ketidak mungkin yang ada. Mereka ada di tahap ini. Memutuskan bersama.
"Masuk gih," ucap Rony lembut.
Tapi tidak langsung ditanggapi Salma. Perempuan itu justru tetap duduk santai sambil menatap Rony.
"Kenapa?" Suara lembut Rony masih tetap bertahan. Ia balas menatap manik mata Salma.
"Masih aneh aja, Ron." Ucap Salma dibarengi senyuman. "Aku pikir, kita gak akan pernah bisa."
Rony menarik napas, ikut tersenyum. "Apa yang menjadi takdir mu tidak akan pernah melewatkan mu." Ucapnya. "Ngecopy paste doang sih."
Salma tergelak, tapi sudut matanya basah.
"Kok nangis?"
Salma menggeleng, "Seneng."
Rony menarik napas dalam, "Kalau seneng tuh senyum."
"Kadang hal yang paling bikin kita bahagia justru sesuatu yang bikin kita nangis tapi kita gak ngerasa sedih sama sekali." Salma menyeka basah di pipi. "Makasih ya, Ron." Sambungnya lagi.
Rony mengangguk, "Terima kasih juga karena udah mau." Ucapnya sambil mengelus puncak kepala Salma.
"Siapin waktu buat aku ajak ke Priok." Ucap Rony lagi.
Salma tertawa lepas, "Iya, nanti nanya jadwal dulu ke kak Dewi."
Malam yang indah dengan bintang bertaburan dan bulan separuh yang menggantung. Salma turun dari mobil Rony, tidak langsung masuk ke dalam rumah seperti yang Rony suruh. Ia tetap berdiri di tepi jalan, menatap mobil Rony yang menjauh sampai tidak tertangkap penglihatannya lagi. Baru Salma melangkah masuk.
Kali ini tiap langkahnya ringan sekali. Hatinya penuh dengan rasa syukur. Setelah sekian tahun yang berlalu. Salma yang selama ini memang masih menyimpan harap tentang ingin hidup bersama lelaki yang lebih sering membuatnya kesal itu. Harapan yang berdampingan dengan rasa takut. Dan setelah semua ketidak mungkinan serta ketidakpastian. Pada ujungnya Tuhan membuat mereka berjalan di jalan yang sama. Membuat hatinya yakin begitu saja.
Di perjalanan pulang, Rony tidak berhenti tersenyum. Takdir membawanya ke hari ini. Hari yang ia pikir tidak akan pernah ada. Dan untuk sampai di hari ini bukan perkara mudah. Banyak sekali rintangan yang nyaris membuat langkahnya terhenti.
Sekarang biarkan mereka bahagia, apa yang sudah lalu sudah banyak duka.
***
Note :
Sumpah ya, di part sebelumnya kalian heboh banget. Aku kira part terheboh itu di part Dua Puluh Satu, ternyata aku salah 🤣
Monmaap nih, kadar kegemasan diturunkan sedikit ya. Tapi kan tetep ada gemes-gemesnya, dialog "blushing" itu gemes sih menurut aku 😂
Ah iya, kabar para anak ikan hari ini baik-baik aja kan? Jangan lupa vote bapak dan ibu ikan, yaa.
Happy reading :)
![](https://img.wattpad.com/cover/338316289-288-k640729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali (SUDAH TERBIT)
ФанфикAda hal-hal yang nyatanya belum usai. Perasaan itu. Perasaan yang coba disingkirkan, nyatanya tidak pernah benar-benar pergi. Setelah bertahun-tahun berlalu dan kembali bertemu, apa perasaan yang tidak pernah benar-benar pergi itu bisa berjalan beri...