Bagian Dua Puluh Sembilan

10.2K 813 114
                                    

Hari kesekian setelah Salma dan Rony bersama lebih dari teman. Hari kesekian yang mereka jalani dengan hati yang jauh lebih bahagia.

Hari ini cuaca tidak begitu cerah. Hujan dari pagi. Salma sedang santai di kamarnya. Hari ini ia libur, tidak ada jadwal manggung atau apapun. Tapi sayang, Rony sedang di luar kota. Lelaki itu sedang ada jadwal manggung di ujung pulau jawa. Tadinya Salma ingin ikut, sekalian mampir ke rumah orangtuanya di Probolinggo. Tapi sayangnya besok giliran Salma yang berangkat ke luar kota untuk manggung. Waktunya terlalu mepet.

Jadi hari ini, karena cuaca juga tidak mendukung untuk pergi keluar. Seharian ini Salma menghabiskan waktu di dalam kamar. Padahal jika cuaca cerah, Salma berniat pergi ke rumah Rony. Menghabiskan waktu di rooftop rumah lelaki itu.

Salma jadi tersenyum sendiri ingat bagaimana Rony memberinya kunci rumahnya. Dan itu hanya perkara Salma yang ingin duduk di rooftop dan ia protes bagaimana kalau Rony sedang tidak ada di rumah atau sedang sibuk. Bagaimana kalau ingin pergi ke rooftop itu.

"Aku suka di sini," ucap Salma yang duduk di gazebo, di rooftop rumah Rony.

"Ntar juga bisa kapan aja ke sini," tukas Rony yang rebahan di tengah gazebo. Matanya terpejam.

"Kalau kamu gak di rumah, gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya gimana aku mau ke sini, kalau kamu gak di rumah."

"Ntar aku kasih kuncinya."

"Kunci apa?"

"Kunci rumah ini."

"Kunci rumah kamu?"

"Iya, kunci rumah aku." Ucap Rony yang sekarang sudah membuka matanya. "Tapi sebentar lagi jadi rumah kita."

Mendengar kalimat itu, Salma menahan senyum. Rumah kita? Pipinya tiba-tiba memanas.

"Blushing," Rony menggoda perempuan yang duduk di dekatnya itu. Ia melihat rona merah di wajahnya.

"Ron..." Rengek Salma.

"Apa sayang?" Tanya Rony lembut.

"Kan..." Ekspresi Salma serupa anak kecil. Tidak tahukah Rony kalau saat ini degup jantungnya mulai tidak beraturan sebab dipanggil dengan sebutan seperti itu.

"Gak mau dipanggil sayang nih?" Rony menatap Salma tajam, sepasang alisnya ia naik turunkan.

"Malu," sahut Salma pelan.

Rony tergelak mendengar jawaban Salma. Terlebih ekspresinya saat bicara. Menggemaskan. Membuat Rony kembali ingin menggodanya.

"Sayang..."

"Ron..."

"Apa?"

"Aneh."

"Biasain biar gak aneh."

Salma cemberut.

"Sayang gak sih?" Tanya Rony. Posisnya sekarang duduk berhadap di atas gazebo. Gemar sekali ia menggoda Salma.

Salma mengangguk sambil menahan senyum.

"Apa? Gak ngerti ngangguk- ngangguk gitu."

Salma memutar bola matanya, menahan senyum. Lantas menatap Rony tepat di manik mata lelaki itu.

"Sayang." Ucap Salma pelan tapi dibarengi senyuman.

"Iya," ucap Rony. Masih saja ia menggoda Salma.

"Ron, malu ih." Ucap Salma.

Rony tersenyum lebar, "Sal, Sal."

Begitulah obrolan mereka hari itu dan berakhir dengan Rony yang menyerahkan satu kunci rumahnya pada Salma.

Kembali (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang