Bagain Empat Puluh

11K 862 83
                                    

Suara gemuruh penonton terdengar nyaring menyapa gendang telinga Rony. Situasi hectic menyelimuti belakang panggung. Ramai. Orang-orang berlalu lalang. Rony mengendarkan pandangan ke segala arah. Ia mendapati beberapa teman sesama kontestan yang terlihat sedang duduk saling mengobrol. Ada juga yang sibuk latihan. Suasana saat ini serupa masa awal kompetisi ini dimulai.

Dan sekarang, mereka sudah tiba di titik akhir. Mereka sudah berada di bab terakhir sebuah buku. Buku yang berisi kisah perjalanan mereka di kompetisi ini akan segera ditutup dengan kata selesai

Rony menarik napas dalam. Sepasang matanya mencari keberadaan seseorang. Salma. Rony mencari keberadaan Salma. Ia ingin memastikan kalau Salma dalam keadaan baik-baik saja. Dia harus tampil bagus malam ini. Rony ingin mendengar gemuruh tepuk tangan di akhir penampilan Salma. Ia ingin melihat ekspresi kagum dari orang-orang seisi studio. Rony ingin Salma menutup kompetisi ini dengan penampilan terbaiknya.

Dan berjarak beberapa meter darinya. Perempuan itu mengenakan dress yang kalau diperhatikan warnanya senada dengan jas serta celana yang ia kenakan. Hanya saja, pakaian yang Rony kenakan warnanya lebih pekat. Rony tersenyum tipis. Amat tipis hingga tidak seorang pun menyadarinya.

Saat ini, ia tidak bisa mengatakan kalimat penyemangat seperti biasanya. Tempat ini terlalu ramai. Dan Rony tidak ingin banyak pasang mata melihat bagaimana caranya bersikap pada perempuan itu. Rony hanya ingin perempuan itu tenang menikmati malam ini.

Menit demi menit berlalu. Acara berjalan sebagaimana mestinya. Sekalipun Rony sudah terhenti di babak tiga besar. Namun semesta selalu punya cara untuk tetap membantunya bisa menemani perempuan itu hingga di malam ini. Mereka masih bisa berbagi panggung. Masih bisa berdiri bersisian. Masih bisa bernyayi bersama.

Tiba di penampilan solo tiap grand finalis untuk kali terakhir. Juga momen reaction di belakang panggung untuk kali terakhir. Rony menikmati momen ini. Di mana ia duduk bersama nyaris semua kontestan untuk menyaksikan penampilan dua teman mereka yang akan tampil. Suasana seperti ini akan jadi salah satu momen yang kelak akan mereka rindukan.

Duduk di paling belakang, Rony yang sedikit menahan kantuk. Tapi juga antusias. Nampak serius menatap layar di depannya. Suara berisik dari teman-temannya tidak begitu ia hiraukan. Rony hanya ingin menikmati penampilan terakhir Salma di kompetisi ini dengan setenang mungkin. Sebab tidak akan lagi momen seperti ini.

Menyanyikan lagu Just The Way You Are dari Bruno Mars. Seperti biasa, Salma tampil mengesankan. Di beberapa bagian lagu, Rony tidak bisa menyembunyikan bangganya. Tidak bisa menyembunyikan senyum yang bahkan sudah sekuat tenaga ia simpan sendiri. Di atas panggung sana, bagi Rony apapun hasilnya malam ini. Salma adalah pemenangnya.

Tiba di penghujung acara. Di samping panggung. Rony dan teman-teman yang lain berkumpul untuk mendengar pengumuman siapa yang pada akhirnya keluar menjadi juara. Berdiri nyaris paling depan, Rony berusaha tenang sekalipun dadanya dipenuhi gemuruh.

Di tengah panggung sana, Salma berdiri bersama Nabila. Mereka dua orang yang amat berbeda. Tapi mereka berhasil menjadi dua orang terakhir yang bertahan di kompetisi ini. Bagaimanpun hasilnya, mereka sudah siap menerimanya.

Detik demi detik berlalu. Suara riuh penonton makin terdengar. Wajah-wajah tegang nampak terlihat. Di samping panggung, Rony tidak lepas menatap ke arah panggung. Menanti hasil akhir dari kompetisi ini dengan harap-harap cemas.

"Selamat untuk..."

"Ladies and gentleman the winner is Salma."

Kalimat itu sontak membuat suara sorakan bergemuruh di seisi ruang studio. Kalimat yang disambut tepuk tangan. Tak terkecuali Rony. Ia bertepuk tangan sembari menahan senyuman. Ia lega untuk hasil akhir dari kompetisi ini.

Kembali (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang