Salma dan Rony sudah duduk di kabin pesawat. Duduk bersisian. Tidak ada kata di antara mereka. Yang ada hanya senyum yang sesekali bertukar. Sebentar lagi pesawat akan take off. Membawa Salma pulang. Membawa Rony pada satu momen terpenting di hidupnya.
Salma selalu suka perjalanan pulang ke tanah kelahirannya. Perasaan rindu yang tertahan selama ia sibuk di ibukota akan segera mempunyai tempat tumpahnya. Pelukan mama dan papa. Salma suka perasaan senang seperti ini. Terlebih untuk kepulangannya kali, ia bersama Rony. Seorang lelaki yang ia pilih.
Dan bagi Rony, perjalanannya kali ini bukan sekadar menemani Salma pulang. Ini adalah perjalanan penting untuk hidupnya ke depan. Ia ingin meminta hal yang paling berharga bagi seorang ayah. Anak perempuannya.
"Ron," panggil Salma.
"Iya, apa?" Rony menoleh, menatap Salma di sampingnya.
"Kok diem sih dari masuk pesawat tadi?"
"Lagi menikmati perjalanan," jawab Rony asal.
Saat ini pesawat sudah mengudara di antara gumpalan awan. Pemandangan di luar sana terlihat indah sebab cuaca sedang cerah. Biasanya setiap naik pesawat, Salma senang sekali menatap ke arah luar jendela. Menatap gumpalan awan yang terlihat dekat. Juga menatap langit yang rasanya mudah digapai.
Tapi menatap Rony dari samping seperti sekarang. Rasanya jauh lebih menyenangkan.
"Menikmati perjalanan atau lagi grogi?" Salma bertanya jail.
Rony yang sejak tadi memejamkan mata, langsung membuka matanya. Membalas tatapan Salma.
"Sal."
"Iya," Salma menaik turunkan sepasang alisnya
"Sal."
"Apa sih, Ron."
"Gak lucu." Tukas Rony.
"Emang enggak." Sahut Salma sambil menahan tawa. "Jangan emosi," sambungnya lagi.
"Support lah, Sal."
"Selalu support aku, Ron."
"Support apaan?"
"Berdoa," ucap Salma sambil tersenyum lebar. "Ya allah, semoga Rony gak diomelin papa sama mama nanti pas ketemu. Semoga mas Kelvin juga gak ikut ngomelin Rony. Aamiin..." Lantas Salma mengusap kedua telapak tangan ke wajah.
Sungguh, walaupun terkesan seperti sedang menjaili Rony. Doa Salma barusan adalah doa tulus yang ia panjatkan.
"Ron," panggil Salma lagi.
"Iya."
"Makasih ya karena udah kembali ke hidup aku." Ucap Salma pelan.
Rony tersenyum lebar mendengar itu. Satu kalimat yang tidak pernah ia pikirkan akan Salma ucapkan.
"Kamu mau aku kasih tau sesuatu gak?" Tanya Rony dengan mata berbinar.
"Apa?" Tanya Salma.
Masih dengan wajah cerah, Rony mengambil dompet dari dalam waist bag yang ia bawa. Salma memperhatikan tiap gerakan Rony. Sambil menduga-duga apa yang ingin Rony beritahu padanya.
Dari dalam dompet, Rony mengeluarkan sesuatu. Ia tersenyum lebar. Menunjuknya pada Salma.
"Masih ingat ini?"
"Foto polaroid ini kan," Salma memandang takjub pada selembar polaroid yang Rony keluarkan dari dalam dompetnya. "Kamu masih nyimpen foto ini?"
Rony mengangguk dengan wajah yang masih dihiasi senyuman. "Bertahun-tahun foto ini selalu aku bawa kemanapun." Ucapnya dengan tatapan yang jatuh tepat di manik mata Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali (SUDAH TERBIT)
Fiksi PenggemarAda hal-hal yang nyatanya belum usai. Perasaan itu. Perasaan yang coba disingkirkan, nyatanya tidak pernah benar-benar pergi. Setelah bertahun-tahun berlalu dan kembali bertemu, apa perasaan yang tidak pernah benar-benar pergi itu bisa berjalan beri...