Bagian Tiga Belas

10.8K 763 89
                                    

Rony baru saja akan memulai sarapannya saat bel rumahnya berbunyi. Membuatnya sedikit bertanya-tanya siapa yang bertamu sepagi ini. Masih jam delapan pagi.

Dengan malas Rony bangkit dari bangku meja makan. Berjalan ke arah pintu. Beginilah repotnya kalau tinggal sendiri. Saat ada tamu begini, sedang apapun harus tetap bersedia membukakan pintu.

"Powl," ucap Rony. "Ngapain lo?" Tanyanya setelah menutup pintu.

"Sensi amat, Ron." Komentar Paul yang berjalan santai memasuki rumah Rony.

Di antara semua teman-temannya semasa idol dulu. Dengan Paul lah Rony tetap menjalin pertemanan tanpa terputus. Mereka masih nongkrong bareng. Paul yang sering main ke rumah Rony seperti pagi ini, atau Rony yang kadang menginap di apartemen Paul.

"Nih gue bawa makanan," ucap Paul sambil mengangkat bungkusan plastik yang ia bawa.

"Baik banget emang temen gue satu ini," tukas Rony yang menepuk-nepuk pundak Paul.

"Tapi gue ada lauk di dapur, baru juga mau makan." Ucap Rony lagi.

"Lo masak? Tumben."

"Bukan gue yang masak. Salma yang masak." Jawan Rony santai. Sementara sepasang mata Paul sudah membola. Ia terkejut dengan jawaban Rony.

"Salma? Ada Salma? Kok bisa?" Paul bertanya beruntun. Sepertinya ada hal yang ia lewatkan.

"Salma gak ada. Kemarin dia ke sini, gue yang ngajak."

"Lo jadi ketemuan sama dia?"

Rony mengangguk, sekarang mereka sudah berada di ruang makan. "Empat hari yang lalu."

"Ini masakan Salma?" Tanya Paul setelah melihat capcay dan ayam tepung di atas meja makan.

"Iya," jawab Rony. Lantas ia duduk di salah satu kursi meja makan, berniat melanjutkan makannya yang tertunda. Paul pun ikut duduk, di sisi lain meja makan.

"Lo mesti cerita sih, Ron. Kayaknya gue ketinggalan banyak hal selama gue seminggu di Bali."

Selama sarapan kedua sahabat itu habiskan sambil bercerita. Rony mencerita bagaimana akhirnya ia dan Salma kembali bertemu. Tentang Rony yang mengajak Salma ke rumah ini. Juga perihal projek duetnya bersama Salma.

"Wah," ucap Paul dengan mulut mengunyah kentang goreng. "Berarti duet Salmon bakal come back nih."

Rony menyeringai, enggan menanggapi ledekan Paul.

"Tapi gue seneng akhirnya kalian baikan lagi." Paul berucap serius. Mengingat bagaimana hubungan Rony dan Salma dulu, sejak awal mereka kenal. Ada Paul di dalamnya. Ia tahu betul tentang bagaimana hubungan kedua sahabatnya itu.

"Btw, lo udah cerita kalau lo udah putus?" Tanya Paul begitu teringat sesuatu. Baginya Salma penting untuk tahu kalau Rony sudah lama putus dengan perempuan itu.

Sebenarnya, Paul bisa saja memberitahu Salma perihal hal itu. Tapi Rony melarangnya. Kabar tentang Rony putus juga tidak tercium oleh media. Sebab dari awal, Rony tidak pernah blak-blakan mengakui hubungannya dengan perempuan yang juga Paul kenal itu.

"Dia udah tau sebelum gue cerita."

"Kok bisa?"

"Salma cerita, kalo beberapa minggu yang lalu ketemu sama dia, lagi gendong bayi. Yaudah mereka ngobrol."

"Dia udah nikah, Ron?" Untuk kali kedua di pagi ini Paul dibuat terkejut.

"Iya, udah. Bayi itu anak dia."

"Kok dia gak ngundang kita ya? Tau-tau udah punya anak aja."

Rony mengendikkan bahu, isi piringnya sudah tandas. Sekarang ia mengambil burger yang Paul bawa.

Kembali (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang