السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ
" Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah akan datangnya hari besar ditampakkannya amal"
(Umar bin Khattab)🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻
🌻Happy Reading 🌻
"APA?"
Dista hanya memejamkan matanya mendengar teriakan para sahabatnya yang sangat mengganggu gendang telinganya.
"Lo serius dis?" Tanya axel yang tak lagi fokus pada game nya.
"Iya lah masa becanda si masalah ginian" Jawab dista sedikit sewot.
"Terus, lo terima apa ngga?" Kini elka yang mulai bertanya.
"Itu yang masih gw pikirin el, gw juga bingung harus gimana, makannya gw kesini niat gw mau minta pendapat dari lo semua" Ujar dista dengan tatapan sendu.
"Kenapa lo bimbang dis?" Tanya zeno.
"Gw ga pengen ninggalin papa Zen, gw mikir papa udah tua, siapa yang mau ngurusin papa" Balas dista lagi.
"Yaudah kalo lo ga mau ninggalin bokap lo, lo gak usah ambil beasiswa nya lah, gampang kan" Sahut feregos dengan enteng membuat mereka semua mendelik ke arah nya.
"Hehe" Yang di tatap hanya cengar-cengir tak karuan.
"Kenapa?" Tanya feregos sembari merangkul bahu dista dengan mochi di gendongan nya, memang di antara mereka hanya feregos yang selalu peka akan masalah yang di alami para sahabatnya walaupun di tutupi se rapat mungkin.
"Di satu sisi gw ga mau ninggalin papa, tapi di sisi lain impian gw dari dulu pengen banget kuliah di luar negeri" Ucap dista membuat teman nya menatap iba ke arah nya.
"Lo percaya gak kalo setiap masalah yang allah kasih pasti ada jalan nya?" Tanya zeno menatap dista serius, dan dista menganggukkan kepala nya.
"Kalo lo percaya, sekarang lo tau kan kepada siapa lo harus minta solusi?" Tanya zeno lagi membuat dista lagi-lagi menganggukkan kepala nya.
"Mendingan sekarang lo tenangin diri lo dulu, baru lo mantap in hati lo buat pilihan lo, saran gw dis jangan pernah mengambil keputusan di saat lo sedang merasa senang ataupun merasa sulit, karena gw pernah melakukan itu, dan menjadikan penyesalan terbesar buat gw" Ujar zeno panjang lebar membuat dista mencerna satu persatu kata yang di lontarkan.
Dista tersenyum "Thanks ya, lo semua udah selalu ada di setiap titik terendah gw, lo semua adalah support system gw setelah Allah, kalo gitu gw pamit ya, assalamu'alaikum" Pamit dista sembari meninggalkan kediaman zeno.
"Wa'alaikumussalam" Jawab mereka semua.
Setelah dista meninggalkan rumah zeno mereka semua saking tatap satu sama lain.
"Gw rasa masalah terbesar dista bukan cuma bimbang milih antara beasiswa atau om ferdi deh, pasti ada masalah lain yang ga dia kasih tau ke kira-kira, lo semua ngerasa ga sih?" Tanya feregos yang sangat peka terhadap dista membuat atensi teman-temannya mengarah kepada nya.
"Maksud lo?" Tanya zeno.
"Logika nya gini, lo semua tau kan selama ini dista gimana? Masalah dari yang kecil sampe yang besar dia ga pernah tuh cerita sama kita dia pasti selesai in sendiri kan? Contoh nya aja masalah dia sama om ferdi dan mama tiri nya yang spek dakjal itu, kita ga bakal tau kalo kita ga cari tau sendiri, dari situ kita udah tau lah kalo dia ga bakal mau nyusahin orang lain, apalagi ini cuma masalah pilihan, gw yakin dia udah dewasa kan" Ucap feregos bijak membuat teman-temannya sedikit memikirkan tentang omongan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dista (TAMAT)
Novela Juvenil⚠️ 𝙋𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙩 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧!!! 𝙃𝘼𝙆 𝘾𝙄𝙋𝙏𝘼 𝘿𝙄 𝘼𝙒𝘼𝙎𝙄 𝙊𝙇𝙀𝙃 𝙈𝘼𝙇𝘼𝙄𝙆𝘼𝙏!