Harapan

17 5 0
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه  وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ

"Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan untukmu". (Ali bin Abi Thalib)

🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻

🌻Happy Reading 🌻

Kini grazi sudah sampai di halaman depan rumah sakit, ia turun dari mobilnya dan berlari dengan terburu-buru menuju ruangan tempat serlin ditangani, ia melihat riana dan ferdi yang menangis dengan Jonathan dan jennaira di gendongannya, disana juga terdapat ketiga sahabat dista dan satu polisi yang sempat menemani serlin ke makam daniel bersamanya, namun ia sedang mencari keberadaan orang yang beberapa bulan ini setia menemani sang adik, zernan tak terlihat disana, grazi dapat melihat kekacauan yang sangat kentara terutama pada keempat saudara laki-lakinya.

"Mah, ini ada apa?" Grazi mulai mendekat kearah riana yang sedang menenangkan jennaira yang sedang menangis.

"Serlin kritis grazi, dia kehilangan banyak darah, zernan masih donorin darahnya, tadi lio, lian, orland dan rion sedang keluar dan hanya ada zernan yang kebetulan cocok golongan darahnya dengan serlin, kita do'a buat keselamatan dua orang yang sedang berjuang disana ya" Ferdi menjawab pertanyaan grazi ketika menyadari bahwa riana sudah tak kuasa menahan tangis.

"Bughhh!"

Grazi berjalan menuju tembok dibelakangnya, ia meninju tembok tersebut dengan sangat keras membuat tangannya terluka dan mengeluarkan darah, riana, Ferdi, keempat saudara laki-laki grazi serta ketiga Sahabat dista pun terkejut saat mendengar suara dari arah grazi.

Riana yang melihat itu pun langsung menyerahkan jennaira kepada lio dan segera menghampiri grazi.

"Grazi kamu kenapa nak? Istighfar grazi, istigfar" Ucap riana memeluk grazi yang mulai menangis meronta-ronta seperti orang tak waras.

"MAH, GRAZI BODOH MAH GRAZI BODOH, PERCUMA GRAZI PUNYA GELAR SARJANA KALO OTAK GRAZI GA GRAZI GUNAIN MAH" grazi berteriak tak karuan seolah didalam rumah sakit itu tak ada pasien lain.

"Shuttt, dengerin mamah hei, istigfar grazi kenapa kamu kaya gini? Kalo kamu terus-terusan buat kekacauan kaya gini nanti zeno ga fokus menangani serlin" Grazi terdiam sejenak mendengar penuturan riana, ia kembali teringat betapa jahat dirinya terhadap sang adik.

"Mah, grazi jahat banget sama serlin mah, grazi adalah orang yang bertindak paling kejam saat serlin difitnah, terus sekarang serlin kritis karena nolongin grazi, dan yang seharusnya ngasih darah ke serlin itu grazi mah, bukan orang lain" Ucap grazi lirih membuat riana mengangguk paham.

"Kamu mau serlin sembuh?" Tanya riana yang langsung diangguki oleh grazi.

"Sekarang tenangkan diri kamu, jangan kaya gini, ini akan semakin memperkeruh keadaan, kamu pulang, ganti baju lalu datang lagi kesini untuk mendampingi serlin, ingat grazi istri mu sedang menunggu dirumah" Grazi tersentak dengan kalimat terakhir riana, terlalu banyak masalah yang menimpanya sampai ia lupa bahwa ia telah mempunyai istri, dan ia meninggalkan istrinya atas kesibukannya tepat dihari pernikahan mereka.

"Kali ini mau dengerin mamah kan grazi?" Grazi mengangguk patuh, ia tak bisa egois, mereka semua pasti merasa tak tenang, tapi mereka tak bertingkah seperti grazi, maka grazi pun harus bisa menyesuaikan situasi.

"Grazi pulang dulu mah mau bersih-bersih diri, nanti grazi kesini lagi sama gracel" Ucap grazi lalu berdiri, dan menuju kearah arka yang sedari tadi menyimak kejadian didepan matanya.

Dista (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang